Hukum dan Kriminal

Berbaur Dengan Mahasiswa, Aliansi Ojol Jawa Barat Suarakan Tuntutan

Aliansi Driver Ojek Online (Ojol) Jawa Barat menggaungkan tuntutan dalam gabungan aksi bertajuk “Puncak Pengkhianatan Rezim” bersama sejumlah mahasiswa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis, (21/4/2022). (Foto: Ucha Mutiara Anggela/Magang)

SUAKAONLINE.COM – Sejumlah driver Ojek Online (Ojol) yang tergabung dalam Aliansi Driver Ojek Online Jawa Barat turut serta dalam aksi demonstrasi mahasiswa yang digelar di Depan Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung pada Kamis (21/4/2022). Aksi yang diinisiasi oleh mahasiswa ini melibatkan cukup banyak aliansi masyarakat yang turut membersamai mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi.

Koordinator Aliansi Driver Ojol Jawa Barat, Zoelfrans atau Bang Zoel mengatakan mereka datang dan ikut aksi secara sukarela sebagai elemen masyarakat yang merasa terpanggil melihat kegigihan mahasiswa yang lantang bersuara mewakili suara rakyat kecil negeri ini. Terkait tuntutan, menurutnya kurang lebih sama dengan tuntutan yang dibawa mahasiswa yakni mengenai kenaikan BBM, krisis ekonomi, krisis lahan dan lain sebagainya.

Ia menuturkan, masyarakat benar-benar merasakan krisis ini. Seruan yang mahasiswa serukan memang turut pula dirasakan oleh masyarakat. Namun hal yang utama menurutnya adalah mengenai kenaikan harga BBM yang mana hal tersebut tentu sangat berdampak terhadap masyarakat, apalagi bagi para Ojol yang dampaknya sangat signifikan.

“Kenaikan harga BBM semakin menyengsarakan bagi kami, dengan naiknya harga BBM maka trip kami pun ikut menurun, yang biasanya bisa mencapai 20-25 trip saat ini kami hanya bisa jalan sekitar 12-19 trip. Tentu saja penghasilan kami juga akan berkurang, istri di rumah mulai mengomel dan tentu saja ikut resah. Ada juga anggota Ojol yang motornya disita leasing karena tidak sanggup lagi membayar cicilan, ada yang anaknya putus sekolah bahkan ada yang sampai bercerai dengan keluarganya,”  ujarnya, Kamis (21/4/2022).

Bang Zoel juga mengatakan kenaikan BBM ini juga mengakibatkan banyak driver ojol yang kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan, situasi seperti itu saat ini tidak diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah harusnya serius dalam menanggapi hal ini. Ia berharap diberi payung hukum mengenai status mereka yang juga sebagai pekerja. Menurutnya selama ini para mitra driver sering tidak dianggap dan tidak pernah diajak audiensi dalam hal apapun oleh perusahaan.

“Saya sungguh berharap besar agar pemerintah melihat kenyataan-kenyataan ini dan segera memberikan solusi yang terbaik demi kesejahteraan masyarakat. Dari kami intinya kami minta pemerintah untuk normalkan harga BBM dan pastikan ketersediaannya jangan sampai langka, kemudian kami minta pemerataan aturan tarif jasa, dan berikan payung hukum kami sebagai pekerja,” pungkasnya.

Presiden Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad), Virdian Aurellio Hartono mengungkapkan bahwa kehadiran Aliansi Ojol memang sesuai dengan agenda aksi kali ini untuk melebur dan menyatu serta tidak ada sekat diantara mahasiswa dengan rakyat. Menurutnya, mahasiswa akan selalu menampung seluruh aspirasi masyarakat dan dengan senang hati menerima kehadiran masyarakat di tengah-tengah mereka.

“Maka dengan hadirnya Ojol pada aksi kali ini adalah sebagai simbol bahwa hari ini, dalam aksi kali ini kita mahasiswa bersatu dan kita melebur dengan masyarakat sipil, maka pemerintah harusnya takut karena ketika kemudian rakyat sudah marah pemerintah harus waspada,’’ tutupnya.

Reporter : Fasa Muhamad Hapid & Ucha Mutiara Anggela/Magang

Redaktur : Fitri Nur Hidayah

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas