Kampusiana

Duel Panas Jurnalistik Squad Vs Sosiologi FC Berakhir Imbang

Fahmi Islami sukses menjadi eksekutor penalti ke gawang Sosisologi FC yang dijaga Muhammad Herul. Laga panas Jurnalistik Squad melawan Sosiologi berakhir imbang 1-1 pada lanjutan Grup C LSM-AJ 2015 di lapangan sepakbola UIN SGD, Soekarno-Hatta, Bandung (29/10/2015). (Ridwan Alawi/Suaka)

Fahmi Islami sukses menjadi eksekutor penalti ke gawang Sosisologi FC yang dijaga Muhammad Herul. Laga panas Jurnalistik Squad melawan Sosiologi berakhir imbang 1-1 pada lanjutan Grup C LSM-AJ 2015 di lapangan sepakbola UIN SGD, Soekarno-Hatta, Bandung (29/10/2015). (Ridwan Alawi/Suaka)

SUAKAONLINE.COM- Duel panas tersaji dalam pertandingan yang mempertemukan Jurnalistik Squad melawan Sosiologi FC pada laga lanjutan Grup C LSM-AJ 2015 pada kamis (29/10/2015). Jurnalistik ditahan imbang 1-1 oleh Sosiologi .

Tempo permainan cepat diperlihatkan kedua tim. Sepanjang babak pertama tercatat ada sembilang pelanggaran Sosiologi terhadap Jurnalistik. Namun Jurnalistik belum mampu memanfaatkan bola-bola mati yang menjadi peluang golnya. Di menit duapuluh delapan, Adam Rahardian dilanggar pemain belakang Sosiologi di area kotak penalti hingga wasit Idan Sutisna menghadiahkan penalti untuk Jurnalistik.

Fahmi Islami mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai eksekutor penalti dan membawa Jurnalistik unggul 1-0. Tendangan keras Fahmi mendarat di pojok gawang dan tak mampu dibaca oleh penjaga gawang Sosiologi Muhammad Herul.

Tertinggal 0-1 tak membuat Sosiologi patah arah.  Sosiologi hampir mengejar ketertinggalan melalui tendangan bebas, namun penjaga gawang Jurnalistik, Asadul mampu mengamankannya.

Tensi permainan semakin tinggi. Adam Rahardian pun mendapatkan kartu kuning akibat dorongan yang Ia lakukan terhadap Aris Munandar. Sosiologi menggencarkan serangan. Melalui sepak pojok kanan pemain Sosiologi yang kemudian di manfaatkan dengan baik oleh kapten Sosiologi, M. Ramdhani hingga membuat kedudukan menjadi 1-1 di menit tigapuluh dua.

Upaya Jurnalistik menambah gol terus dilakukan. Pemain belakan Jurnalistik, Aziz Muslim yang membantu penyerangan diganjal oleh M. Ismail. Wasit kembali memberikan tendangan bebas kepada Jurnalistik. Tendangan bebas yang dilesatkan Ridwan Ali mampu diblok M. Herul. Secara berturut-turut Herul mengamankan gawannya dari bola liar liar yang dimanfaatkan Dicky Adam. Skor ini berakhir hingga turun minum.

Kedua tim tak mengganti pola permainnanya, keduanya saling menyerang. Jurnalistik mulai menguasai permainan. Lolos dari jebakan offside,  striker Jurnalistik, Ilham F berhadapan langsung dengan Herul. Namun Herul mampu menepis tendangan Ilham dan hanya menghasilkan sepak pojok.

Umpan lambung sepak pojok, diterima dengan baik oleh Aziz Muslim, namun tendangannya berada epat dipelukan Herul. Kedua tim masih terus saling menyerang. Dan tak dapat terelakkan lagi insiden perkelahian terjadi kembali. Pemain pengganti Jurnalistik Feri mendorong Ikratul Akbar. Tak ingin diperlakukan seperti itu Ikratul Akbar menyerang Feri dan membuat lapangan ricuh.

Wasit melerai perkelahian tersebut dengan memberika kartu merah untuk Ikratul Akbar. Ini adalah kartu merah pertama sepanjang LSM-AJ 2015 digelar. Ikratul Akbar tak bisa membela Sosiologi untuk satu pertandingan selanjutnya. Di sisa tiga menit waktu normal ini, Sosiologi harus bermain dengan 10 orang.

Meski demikian, Jurnalistik tak mampu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain ini dan pertandingan berakhir dengan skor 1-1.

Hasil imbang ini dirasa belum cukup bagi pelatih Jurnalisti Squad, Asep Sofyan. Kurangnya persiapan dan singkatnya waktu seleksi pemain menjadi alasan mengapa Jurnalistik tak bisa membawa pulang tiga poin penuh. “Jurnalistik mesti harus berbenah, mulai dari skill individu maupun kolektifitas tim,” papar Asep.

Menanggapi insiden yang terjadi di lapangan, pelatih Sosiologi FC Deni Bacok, memakluminya. Deni juga memberikan pernyataan bahwa pelanggaran yang dilakukan anak asuhnya adalah murni tidak ada unsur kesengajaan.”Pelanggaran-pelanggaran itu bukan taktik atau strategi kami, tapi pergerakan Jurnalistik jika tidak dihentikan itu membahayakan kami,” terang Deni.

Repporter           : Ridwan Alawi

Redaktur             : Isthiqonita

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas