Kampusiana

Maraknya Penipuan Mengatasnamakan Pimpinan Kampus

(dok. SUAKA)

(dok. SUAKA)

SUAKAONLINE.COM, – Kasus kejahatan penipuan dengan korban mahasiswa sedang marak terjadi dilingkungan kampus UIN SGD Bandung. Parahnya, penipuan tersebut mengatasnamakan pimpinan kampus, bahkan menggunakan nama rektor dengan dalih untuk biaya kegiatan yang akan diikuti oleh korban. Pelaku menggunakan media telefon seluler untuk mengelabuhi korbannya.

Salah satu korban, Rizky Sam menceritakan bahwa dirinya merasa seperti dihipnotis saat menerima telefon dari seseorang yang mengaku rektor UIN SGD Bandung. Pelaku meminta kepada korban untuk mengirimkan sejumlah uang ke rekening pelaku via Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

“Modusnya kayak ada hipnotisnya juga, soalnya saya ditelefon, terus telefonnya itu tidak boleh putus jadi harus on terus telefonan sama dia. Dengan alasan telfon pada saat itu sedang direkam dan didengar langsung sama Dekan Saintek,” ujar mahasiswa Teknik Informatika tersebut, Rabu (19/10/2016).

Selain itu, Rizky juga mengatakan bahwa gaya bahasa si pelaku memang sangat meyakinkan. Dirinya kehilangan uang sebanyak 2.789.123 rupiah dan pulsa 100.000 rupiah dari penipuan tersebut. “Pas saya berada di ATM itu dia terkesan buru-buru dalam mengarahkan, jadi saya juga ikutan buru-buru dan hilang konsentrasi,” lanjut Rizky.

Menanggapi hal itu, Staf Ahli Humas UIN SGD Bandung, Helmi Kahfi mengatakan, alat media yang ada saat ini cukup canggih dan bisa digunakan untuk positif atau sebaliknya. Alat-alat tersebut bisa digunakan untuk edukasi dan bisa digunakan untuk tindak kriminal. “Penipuan-penipuan seperti itu bukan hanya dikampus saja, diluar kampus pun banyak. Kita ingatkan kepada mahasiswa agar selalu berhati-hati dalam kecerdasan menerima telefon,” ungkap Helmi saat ditemui Suaka, Rabu (19/10/2016).

Helmi juga menjelaskan, saat Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) hingga ospek jurusan, pihaknya telah memberi pengenalan mulai dari rector, dekan, sampai kepala jurusan. “Ada sosialisasi pengenalan, disitulah mahasiswa harusnya tanggap dengan apa yang kita berikan, semua pimpinan kita kenalkan bahkan ada yang nomer telefonnya diberikan,” lanjut Helmi.

Helmi menghimbau agar mahasiswa mengenal nomor kontak para pimpinan agar ketika ada telefon yang mengatasnamakan pimpinan tidak langsung percaya begitu saja. Dengan begitu tidak ada lagi korban penipuan hipnotis ini.

Reporter : Fani Nabilah Farsi

Redaktur : Edi Prasetyo

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas