Advertorial

Mengenal Paper flowers, Tren Bunga Kertas Masa Kini

@florious.id

SUAKAONLINE.COM – Tujuh tahun yang lalu, di hari besar London, tepatnya pada 29 April 2011 salah seorang warga London, Brittany Watson Japson datang ke kota untuk menghadiri The Royal Wedding Pangeran William dan Kate Middelton. Kedatangannya dengan menggunakan aksesoris bunga mawar terbuat dari kertas sebagai hiasan kepalanya mendapat perhatian dari Majalah Vogue, CNN, dan tentunya masyarakat London itu sendiri.

Aksi Brittany dan bunga kertas buatannya ternyata bukan yang pertama kalinya, dilansir dari architectural digest, pada acara Chanel’s Spring/ Summer 2009 Haute Couture terdapat 7.000 paper flowers putih dibuat, bergantungan di sepanjang tangga, menghiasi 32 ruangan dan juga menjadikan Paper flower sebagai perhatian dunia.

Jauh sebelum Brittany dan Chanel’s Spring yang mendapat perhatian publik, ternyata paper flower telah ditemukan. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, begitu kertas ditemukan di Cina mereka mulai membuat lentera, kipas, dan bunga dari kertas. Bunga yang dibuat akan ditempatkan dalam wadah yang mengapung kemudian dilemparkan ke dalam air sebagai persembahan keagamaan.

Paper flower yang dibuat dari Cina melalui perjalanan panjang di sepanjang jalur sutra (jaringan rute perdagangan yang membentang sepanjang ribuan kilometer di Benua Asia) hingga sampai pertama kali di Vietnam. Di sana, bunga lotus terbuat dari kertas masih menghiasi altar suci. Kemudian berjalan melalui India hingga akhirnya tiba di Eropa pada abad ke-11. Boleh jadi, bunga kertas tertua yang masih ada dari abad ke 7-10 digantung di Mogao Grottoes, kuil Budha yang terletak di titik strategis di sepanjang jalur sutra. Tidak menunggu waktu lama, begitu sampai di Eropa, kertas menyebar dengan begitu cepat.

@florious.id

Bangsa Maya bahkan telah mengembangkan kertas dari kulit pohon pada abad ke-5 Masehi. Mereka memiliki tradisi dekorasi kertas yang telah didirikan dengan baik, sampai Spanyol datang memperkenalkan kertas asli (terbuat dari bubur kain dan serta tanaman) selama masa kolonial.

Bunga kertas Meksiko pertama digunakan untuk menghias gereja dan altar rumah, dan dibuat dengan warna yang diredam, ujung-ujungnya sering menekankan pada warna emas atau perak. Permintaan untuk bunga kertas (dan dalam warna yang lebih cerah) lebih berkembang.

Di Eropa, jika Anda seorang wanita dari kelas tertentu di Inggris Victorian, seseorang diharapkan untuk tidak bekerja (status) tetapi tetap sibuk (dalam melakukan kebajikan). Untuk memenuhi kedua persyaratan sosial tersebut, perempuan kemudian mengambil kerajinan dan menjadi pembuat bunga kertas berada di daftar teratas yang harus dilakukan.

Paper flowers dibuat dengan pola yang hati-hati. Cara membuatnya pertama membongkar bunga asli, menelusuri setiap komponen di atas kertas, dan menggunakan potongan-potongan itu sebagai template. Kelopak kertas dipotong dengan hati-hati, dikerut untuk mendapatkan tampilan yang realistis, dan direkatkan atau disambungkan ke batang. Untuk proses akhir bunganya dicelupkan atau dilukis menggunakan lilin pada setiap kelopak. Bunga-bunga tiruan ditampilkan di seluruh rumah dan dianggap sebagai aksesoris pribadi yang tak tergantikan.

@florious.id

Sekarang ini, Indonesia juga tidak mau ketinggalan, bunga kertas sudah booming dan menjadi ikon penting untuk acara-acara tertentu. Salah satu bentuk kreativitas menggunakan paper flower sebagai dekorasi, backdrop, atau buket bunga menjadi salah satu ikon unik yang instagramble banget. Tak ayal, beberapa artis pun saat ini banyak yang menggunakan paper flower ini sebagai dekorasi di hari lamarannya. Meskipun tengah menadi tren, paperflower ini bukan hal yang baru.

Tidak sulit untuk menemukan paper flowers sekarang ini terlebih untuk kalian yang berada di daerah Bandung. Mahasiswa Manajemen Sekolah Tinggi Ekonomi Ekuitas, Nur Alina Zidni salah seorang yang telah lihai melipat berbagai jenis kertas menjadi bunga-bunga yang cantik. Paper flowers pertama kali lahir di tangannya karena rasa bosan yang dia alami karena sakit TB Tiroid yang menyerangnya kala itu.

Perempuan yang kerap di sapa Alin mengatakan, tidak mudah sebenarnya untuk membuat sebuah bunga kertas, selain perlu kesabaran, ketelitian juga diutamakan. Ia sendiri menyayangkan banyak orang yang masih meremehkan hasil karya hand made. Padahal untuk satu tahap seperti mencari bahannya saja cukup sulit.

“Soalnya kadang kalo lagi gak mood susah banget rasanya. Terlebih, bikin bunga kaya begitu tuh monoton, bosen, banyak langkah-langkahnya. Jadi kalo orangnya bosenan mah, udah weh gak akan dikerjain,” ujar Alin, (8/7/2018)

Pembuatan Paper flowers mengutamakan kerapian dan kualitas dengan harga yang sesuai dengan budget mahasiswa. Alin sendiri mengaku dalam proses pembuatannya ia lakukan sendiri. Mulai dari mencari bahan, memotong kertas, membuat pola, membentuk bunga, sampai bertemu dengan konsumen pun ia lakukan sendiri. Pembuatannya juga memerlukan waktu 1-3 hari.

Ia juga menambahkan, untuk setiap bunga-bunganya ia lakukan dengan berimajinasi sendiri dan sesekali dibantu dengan tutorial dari youtube. “Kalo bunga kertas itu enak, selain dari pada awet, bunganya itu bisa kita buat sesuai selera,” ujarnya.

Hasil bunga kertas yang dia buat kemudian di-posting ke akun instagram miliknya di @florious.id. Ia sendiri sudah membuat buket bunga dan dekorasi tembok berbagai warna, jenis kertas, ukuran, dan tentu saja berbagai varian harga. Pesanan bunganya sendiri sudah sampai keluar kota, ia sendiri pernah mengirim paper flowers buatannya ke Bali, Karawang, dan Jakarta.

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas