Kampusiana

Milad Ke-28, Permata Intan Garut Gelar Literasi Budaya

Penggiat Kebudayaan, Rita Laraswati menyampaikan materi nilai budaya ‘Budak Angon’ di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) lt.4, Kampus 1 UIN Bandung, Senin (29/5/2023).

SUAKAONLINE.COM – Permata Intan Garut menggelar silaturahmi dan milad ke-28 dengan tema “Nu Sae Bumi Na, Nu Sae Ka Lemah Cai Na, Garut Ngahiji” di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) lantai 4, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Senin, (29/5/2023). Acara milad ini dimeriahi dengan kegiatan talkshow literasi budaya dan dihadiri oleh sejumlah peserta yang berasal dari Garut dan luar Garut.

Ketua pelaksana, Siti Saidatul Wafa menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk untuk memperingati milad Permata Intan yang ke-28 dan menjadi agenda setiap tahunnya. “Acaranya tuh dilaksanakan dalam miladnya. Sebenernya ada tiga rangkaian acara ulang tahun Permata Intan, pertama itu kemarin Ramadan acara berbagi, kedua mengadakan rempug alumni dan disatuin sama milangkala (ulang tahun),” ujarnya pada Senin, (29/5/2023).

Salah satu narasumber sekaligus penggiat kebudayaan, Rita Laraswati menyebutkan setiap orang harus mengetahui dan mengenal kebudayaannya sendiri. Menurutnya nilai-nilai yang terkandung dari kebudayaan  dapat memberikan dampak yang baik bagi kehidupan manusia dengan makhluk Tuhan yang lainnya.

“Apabila kita tidak mengenal budaya sendiri maka kita tidak mengenal jati diri kita sendiri. Terutama budaya Sunda yang ada di Tatar Pasundan Jawa Barat ini, Nilai-nilainya begitu luhur, begitu agung, dan nilai-nilai itu bisa membawa kebaikan kehidupan, bisa membawa keselarasan antara manusia dan makhluk Tuhan yang lainnya,” ujarnya pada Senin, (29/5/2023).

Ia pun menyampaikan bahwa dengan menjadikan nilai-nilai kuno atau nilai leluhur sebagai konsep bukan berarti tidak menerima modernisasi. Tapi sebagai bentuk agar anak-anak zaman sekarang bisa mencintai budayanya, melestarikan budayanya, dan bisa menyaring nilai-nilai modernisasi yang baik serta cocok dalam menjalankan kehidupan.

“Nilai-nilai yang kuno, ini harus menjadi konsep dalam kehidupan anak generasi sekarang. Jadi, bukan kita tidak menerima modernisasi, bukan kita tidak menerima nilai-nilai di luar dari budaya kita. Tapi, kita menerima, tapi kita harus bisa menyaring yang mana ini bisa cocok dalam kehidupan kita, yang mana ini bisa menjadi kebaikan buat kita,” jelasnya.

Di sisi lain, salah satu peserta jurusan Ilmu Hadis semester dua, Suni Subagja juga menyampaikan bahwa acara ini merupakan kegiatan yang seru untuk di ikuti. Selain karena menjadi ajang silaturahmi dan mencari relasi, acara ini juga menyajikan talkshow yang dapat mengunggah rasa dan meningkatkan rasa kecintaannya kepada alam, manusia, dan Tuhan.

Talkshow ini menarik karena di dalamnya mengunggah rasa atau membangkitkan rasa akan cinta kepada alam yang dimana tadi pemateri sebutkan bahwa kita sebagai manusia itu dianjurkan berhubungan dengan alam, dengan manusia, dengan Tuhan, dengan yang baik gitu. Karena tadi juga ditampilkan budaya-budaya Sunda Seperti tadi, tarian, nyanyian, dan juga ilmu belah diri.” ucapnya.

Suni juga menyampai harapannya kepada anak muda zaman sekarang khususnya bagi mahasiswa UIN agar lebih bisa mencintai budayanya dan melestarikan budaya asal daerahnya sendiri. “Harapannya mereka tidak apatis lah terhadap daerah-daerahnya dan mencintai daerahnya,” tutupnya.

 

Reporter: Dheny Puspitasari/Suaka dan Nia Nur Fadillah/Magang

Redaktur: Muhammad Fajar Nurohman/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas