SUAKAONLINE.COM, Infografis –Menjelang dan pasca libur lebaran Indonesia diramaikan dengan kegiatan mudik. Mudik sendiri diartikan sebagai kegiatan dimana masyarakat yang mencari penghidupan di daerah perkotaan kembali ke kampung halaman guna merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Maka tak heran jika umat muslim di kota berbondong-bondong kembali ke desa dimana mereka dilahirkan.
Mudik erat kaitannya dengan tradisi dan agama. Dari segi agama, mudik membantu mewujudkan muslim untuk bertemu dan bersungkeman dengan orang tua nya di kampung. Dimana hal tersebut merupakan salah satu wujud dari berbakti kepada orang tua yang telah diperintahkan dalam Al Quran. Adapun mudik telah menjadi tradisi turun temurun dimana seorang yang merantau ke kota kembali ke kampung halaman guna berkumpul dengan sanak famili.
Namun perlu diketahui bahwa mudik bukan sekedar soal tradisi dan agama. Melainkan lebih dari itu. Dari segi ekonomi, adanya tradisi mudik ini sangat berdampak positif bagi masyarakat. Mengutip dari Mudikpedia yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi pada tahun 2024, adanya fenomena mudik ikut membantu mendorong pertumbuhan ekonomi terutama di tingkat daerah.
Dengan adanya mudik kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi meningkat. Terutama pada sektor barang kebutuhan mudik seperti makanan, minuman, oleh oleh dan kerajinan. Selain itu kegiatan mudik mendorong percepatan redistribusi ekonomi di desa desa. Dimana orang orang yang merantau di kota membawa uang dan membelanjakannya di desa.
Hal tersebut menyebabkan perputaran uang di desa semakin cepat. Alhasil akan banyak muncul usaha usaha baru seperti rumah makan tradisional, pengrajin oleh oleh, lokasi wisata dan masih banyak lagi. Manfaat ekonomi yang terakhir dirasakan ialah tumbuhnya investasi di daerah pedesaan. Karena perputaran uang itu mesti diimbangi dengan produksi yang meningkat seperti di bidang pertanian, peternakan, usaha kecil, dan industri rumahan.
Jika melihat dari kacamata sosiologi, mudik disebabkan dengan kebutuhan dasar manusia untuk berkumpul dengan sesama. Mengutip artikel berjudul THE ROLE OF SOCIOLOGY IN UNDERSTANDING THE EID HOMECOMING PHENOMENON IN 2022 Hal itu disebabkan pandangan kurang afdol jika lebaran tidak bersama keluarga besar. Keluarga besar yang dimaksud bukan keluarga yang hanya terdiri dari Ayah, ibu dan anak. Melainkan keluarga yang terdiri dari 3 generasi dari kakek hingga ke cucu.
Secara sosiologis dampak yang ditimbulkan oleh mudik itu sendiri adalah memperkuat solidaritas yang sempat memudar, dikarenakan sebelum lebaran setiap orang sibuk dengan urusanya masing masing. Dengan adanya kegiatan mudik dan berkumpul ketika lebaran hubungan kembali erat seiring dengan komunikasi dan salam salaman yang dilakukan oleh anggota keluarga maupun warga desa setempat.
Dengan begitu kita bisa melihat bahwa mudik memiliki serangkaian dampak positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Disamping dampak macet tahunan yang terjadi karena orang-orang pergi ke kampung secara masal. Namun perlu dipahami bersama bahwa mudik mesti dimanfaatkan sebagai momentum memperkuat persatuan dan keharmonisan di masyarakat.
Peneliti: Afina Naqiyya Salsabila/Suaka
Sumber: Mudikpedia, Jurnal Praksis Dan Dedikasi Sosial, Raharja Open Journal
Redaktur: Faiz Al Haq/Suaka