Fresh

Kuliner: Botram On The Road, Makan Enak Tapi Gak Mahal

[Suakaonline]-Bila kita biasa botram (makan rame-rame/red) di sebuah rumah atau saung alam terbuka, Botram On The Road berarti botram di sebuah mobil. Konsep mobil dirancang mirip warung nasi pada umumnya. Tipe mobil didesain memiliki 2 pintu dorong dan 2 pintu buka biasa. Di balik pintu dorong, terdapat lemari kaca yang berisi aneka makanan khas sunda. Mangkal setiap hari di kawasan Gasibu, sore hingga malam.


“Berdasarkan pengalaman pribadi. Dulu lagi zaman susah, punya duit seadanya, pengen makan enak tapi ga mahal. Ide membuat Botram On The Road muncul dari situ,” ujar pemilik Botram On The Road, Diki Muhammad, di pangkalan lapang Gasibu, Sabtu (25/5).


Sesuai visinya, pria asal Ciamis Jawa Barat itu mengaku selain menginginkan untung dalam bisnisnya, niatnya pun untuk menolong sesama. Karenanya, rata-rata harga masakan Botram On The Road dibandrol terjangkau.

 

Harganya terjangkau banget. Nasi pakai daun pisang (timbel) hanya 1500 rupiah, dan ayam 3500. Dengan Rp.10.000,00 dijamin kenyang dengan berbagai macam menu.


“Saya membuat konsep seperti ini, pengen nolong juga. Kalau dibilang cari keuntungan mungkin iya, tapi tujuan saya tetep pengen nolong,” tutur Diki dengan mimik serius.


Keinginan terbesarnya yaitu membuang image yang selama ini tertanam bahwa makanan sunda yang enak itu mahal harganya.


“Sekarang saya melihat masakan sunda sudah kelihatan mahal. Memang bagus bisa ngangkat, cuma buat orang menengah ke bawah untuk nikmatin masakan sunda itu takut. Saya ingin merubah image itu,” ungkap Diki


Banyaknya saingan, tak jadi masalah untuknya. “Buat saya mah ga masalah banyak saingan. Selain rezeki sudah ada yang ngatur, niat saya pengen berusaha, barokah untuk semuanya,” akunya.


“Kalau kita mau makmur, makmurkan orang lain dulu,” pesan Diki.


Kancing Lepis, Jagoannya Botram On The Road


Diakui Diki, mengapa ada logo kancing lepis (gambar 2 jengkol) di moncong mobilnya, karena, semur jengkol merupakan menu yang dijagokan Botram On The Road.


“Dulu saya lama di Jakarta, di sana jengkol diplesetkan jadi kancing lepis. Jadi saya terapkan di sini,” ujar Diki.


Semur jengkol memang paling favorit. “Resepnya ada lah, rahasia,” selorohnya.

 

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas