![Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi sedang meresmikan Tugu Kujang di depan Aula Baru UIN SGD Bandung, Rabu (25/3/2015). Egidya Mahardini/Magang)](https://suakaonline.com/wp-content/uploads/2015/03/dedi.jpg)
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi sedang meresmikan Tugu Kujang di depan Aula Baru UIN SGD Bandung, Rabu (25/3/2015). Egidya Mahardini/Magang)
SUAKAONLINE.COM — Pembangunan Tugu Kujang di UIN SGD Bandung menuai kritik. Salah satunya dari dosen fakultas Ushuludin, Yayan Mulyana. Menurut Yayan, UIN SGD Bandung seharusnya membangunan tugu yang mengambil ciri dari Sunan Gunung Djati seperti keris dibanding dengan kujang.
Yayan juga tidak setuju dengan adanya pembangunan tugu kujang ini. “Momennya untuk apa?” ujarnya saat ditemui Suaka, Kamis (26/3/2015).
Namun, ia berharap UIN SGD Bandung bisa dilengkapi dengan tugu lain yang mencirikan kampus islami. “Lebih baiknya lagi tugu al-qur’an atau tasbih yang lebih menonjolkan ciri dari UIN SGD Bandung, paling tidak tasbihlah,” paparnya.
Ketua Dewan Mahasiswa (Dema), Sarief Saefulloh mengatakan tujuan dibangunnya tugu kujang ini untuk menjadikan UIN SGD Bandung sebagai universitas berbudaya. Selain itu Dema berharap, tugu kujang ini dapat menjadi salah satu sarana pemersatu mahasiswa.
Tugu kujang diresmikan, Rabu (25/3/2015) lalu. Dibangun di atas tanah berukuran sekitar 3×3 meter. Dengan tinggi tugu 2,5 meter dan tinggi kujang dua meter dan berbahan kuningan setebal 2 mm. Peresmian ini juga merupakan bagian dari rangkaian acara ‘Asih Dina Hiji Sasih’.
Reporter: Fantyana Huwaida’a/Magang
Redaktur : Robby Darmawan