Kampusiana

Vending Machine, Pelayanan Kebutuhan Sekunder Mahasiswa.

Seorang sales promotion Bluepay mempraktekan penggunaan Vending Machine, Bluepay, diselasar gedung V, Jumat (22/2/2019). M. Syifaurrahman/ MAGANG

SUAKAONLINE.COM- Dengan tujuan sebagai upaya pemenuhan pelayanan sekunder mahasiswa, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Bisnis UIN SGD Bandung, mengadakan Vending Machine. Mesin ini bekerja sama dengan bluepay, dan disimpan di seluruh Fakultas agar seluruh mahasiswa dapat mendapatkan pelayanan yang sama dan terjangkau, baik dari segi caranya, harganya, dan kemudahannya. 

Menurut Kepala UPT Pusat Bisnis, Aam Abdilah, sampai saat ini Vending Machine sudah di letakkan di 8 titik fakultas dan sudah bisa digunakan. Seperti di Fakultas Adab dan Humaniora, Syariah dan Hukum, Ushuluddin. Namun, masih ada beberapa Fakultas yang mengalami berbagai hambatan. Hambatannya seperti pemasangan kabel. Pihak Fakultas sendiri menginginkan sebuah kerapihan dan dengan adanya kabel maka sedikit banyaknya mengurangi kerapihan tersebut.

Mengenai cara bertransaksi mesin ini menggunakan aplikasi Bluepay. Aam menjelaskan, mahasiswa nantinya dapat mendownload di Playstore pada Smartphone masing-masing. “Lalu pada saat jam-jam tertenu pun ada promo otomatis yang bisa di nikmati para mahasiswa contohnya pada jam 11.00 ada promo Air Mineral yang tadinya harganya sekitar 2000 lebih bisa menjadi 1.100 untuk yang 600ml,”

Aam melanjutkan, selain dengan sistem saldo, Vending Machine juga menerima uang secara tunai “Untuk menggunakan uang langsung maka contohnya seperti ini, Jika uangnya tidak pas maka mahasiswa akan tetap dapat kembalian. Yaitu dengan cara uang kembalian tersebut akan masuk ke Virtual Account nya. Jadi, pada intinya kita harus punya aplikasinya jika tidak maka tidak bisa membeli dari sana,” tuturnya, Selasa (5/3/2019).

Ia melanjutkan, adapun beberapa dampak positif dari adanya mesin ini adalah mempermudah mahasiswa jika dia ada kebutuhan minum tapi ingin praktis. “kemudian juga adalah salah satu syarat berdagang halal yaitu kita tidak boleh memegang uangnya, karena uang sebenarnya mengandung banyak bakteri. Akan tetapi kalo untuk dampak negatif sejauh ini saya belum menemukan” ungkapnya.

Aam Abdilah pun berharap, mesin ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh mahasiswa. “Dengan adanya mesin ini saya berharap akan bisa berjalan lancar tanpa hambatan, mahasiswa bisa memanfaatkan ini dengan baik serta dari hasil ini nantinya akan mampu menambah pendapatan dalam proses belajar mengajar di kampus,” ujarnya.

Dampak dengan adanya ini juga di komentari oleh salah satu pedagang di kampus, Ilis, menurutnya sejauh ini vending machine belum menjadi masalah bagi pedagang kantin. “Menurut saya mah dengan adanya mesin itu tidak terlalu merugikan soalnya jaraknya juga jauh dengan tempat saya berdagang. Dan juga di sana tidak menjual seperti yang saya jual meski ada beberapa yang sama intinya tidak terlalu merugikan lah,” tuturnya, Jumat (8/3/2019).

Namun, karena masih baru, masih banyak mahasiswa yang belum terlalu memahami mengenai mesin ini, seperti yang di ungkapkan oleh salah satu mahasiswa Ilmu Politik, Hasbi Alfaruqi. Menurutnya mesin ini seharusnya membantu mahasiswa karena tidak perlu jauh-jauh untuk membeli minum. “Tapi di fakultas saya Fisip belum berfungsi dan saya juga belum mendapatkan info apapun serta sulit juga jika ingin mendapatkan info mengenai ini ” pungkasnya, Selasa (5/3/2019).

Reporter : Noviyanti Putri/Magang

Redaktur: Harisul Amal

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas