Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) UIN SGD Bandung, Sandi Nugraha memberikan sambutan pada Seminar Nasional bertajuk ” Urgensi Partisipasi Pemuda dalam Konstelasi Politik Nasional di Gedung Abjan Sulaiman, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Senin (13/3/2023). (Foto: Nisa Nurul Khaida/Suaka).
SUAKAONLINE.COM – Senat Mahasiswa (SEMA) UIN SGD Bandung mengadakan seminar nasional bertajuk ‘Urgensi Partisipasi Pemuda dalam Konstelasi Politik Nasional Tahun 2024’, di Gedung Abdjan Sulaiman, Kampus I, Senin (13/3/2023). Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) SEMA Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia wilayah 2.
Ketua pelaksana acara, Farhan Mubina mengatakan bahwa kampus UIN SGD Bandung menjadi tuan rumah Muskerwil tahun 2023 semenjak 2019. Acara tersebut bertujuan meningkatkan peran pemuda dalam kancah politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti. Diadakan Muskerwil sendiri memiliki dua aspek yang dituju, yaitu memperkenalkan culture UIN Bandung dan menjalin hubungan antar SEMA di wilayah 2.
“Nanti kita coba komparasikan beberapa undang-undang yang hadir di beberapa SEMA dan pada saat ini merelevansi kan lah segala regulasi yang ada di SEMA. Apakah itu masih relevan atau tidak nanti dibahas juga di Muskerwil. Atau dengan era digitalisasi apakah pemilihan (Pemilu digital -red) akan dilakukan ataukah segala bentuk report aduan atau lainnya. Sebagiannya itu harus via digital atau masih tetap menggunakan pos bantuan” ucap Farhan, Senin (13/3/2023).
Kegiatan yang dihadiri 11 kampus dari wilayah 2, mencangkup Provinsi Jawa Barat (Jabar), Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta juga melaksanakan pelantikan pengurus SEMA PTKIN wilayah 2. Adapun, harapan dari forum ini bisa berdampak positif dalam budaya politik bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
“Ya, kita sadari pada saat ini peran pemuda ataupun kuantitas pemuda hampir 60 persen menurut data Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil -red), secara tidak langsung pemuda memiliki arah gerak dalam persoalan politik itu sendiri. Terlebih satu tahun lagi kita akan mengalami konstelasi politik nasional yang memang mulai dari tahun kemarin sudah kerasa gitu,” jelas Farhan.
Di sisi lain, peserta Muskerwil asal UIN Jakarta, Jeje mengungkapkan jika pengangkatan isu politik merupakan hal krusial bagi mahasiswa. Menurutnya, pendidikan politik sangat penting bagi manusia, mengingat manusia adalah makhluk politik itu tersendiri. Maka, nilai-nilai demokrasi harus dimasukkan agar tidak terjadi monopoli.
“Bahwasanya demokrasi itu tidak didapatkan secara mudah, hal-hal inilah untuk menjaga nilai-nilai demokrasi yang mana kita sebagai mahasiswa melanjutkan keilmuan. Serta nilai-nilai demokrasi dari diri kita dan bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Jeje juga berharap agar pemuda dalam konstelasi politik nanti, memiliki pemikiran yang bersih, bebas dari politik uang, maupun Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Demikian, pemuda sebagai pemimpin selanjutnya adalah representasi bangsa Indonesia. “Agar muncul pemimpin yang baik dibutuhkan konstituen (pemilih -red) yang baik, hal ini dimaksudkan mahasiswa, pemuda dan masyarakat disadarkan akan pentingnya politik yang bersih,” tutupnya.
Reporter: Faiz Alhaq/Magang
Redaktur: Mohamad Akmal Albari/Suaka