

SUAKAONLINE.COM, Inforgrafis –Pusat Pengembangan Bahasa UIN SGD Bandung melalui SK Rektor No. B-614/Un.05/I.1/PP.00.9/08/2020 tentang Program Pengembangan Kompetensi di UIN SGD Bandung, mewajibkan mahasiswa yang berada di semester empat dan lima untuk mengikuti rangkaian program keterampilan bahasa berupa kursus bahasa, kemudian dilanjut ujian TOEFL dan TOEFA yang menjadi prasyarat ujian munaqosah.
Melansir dari uin.sgd.ac.id, penyelenggaraan kegiatan keterampilan bahasa ditujukan untuk mengantarkan kampus yang berdaya saing global dan mewujudkan world class university. Melihat masifnya partisipasi mahasiswa dalam menyambut kegiatan tersebut, LPM Suaka kemudian mengadakan survei untuk mengetahui pandangan mahasiswa terkait efektivitas dari penyelenggaraan kegiatan keterampilan bahasa tersebut.
Hasil temuan Suaka memperlihatkan, bahwa 45,2 persen mahasiswa UIN SGD Bandung merasa cukup puas dengan pembelajaran kursus bahasa. Kemudian 54,2 persen mahasiswa merasakan adanya peningkatan kemampuan berbahasa pasca mengikuti program tersebut. Serta 57,8 persen mahasiswa sepakat merasa relevan antara proses pembelajaran kursus bahasa dengan penyelenggaraan ujian.
Menariknya, ditinjau dari tingginya angka kepuasan mahasiswa terhadap kegiatan keterampilan bahasa, justru berbanding terbalik dengan kelulusan mahasiswa dalam TOEFL dan TOEFA. Survei tersebut menyebutkan bahwa mayoritas responden atau sebanyak 33,17 persen tidak memenuhi batasan nilai yang telah ditentukan.
Sulitnya mahasiswa mencapai standar nilai tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang terangkum dalam tiga kategori utama. Pertama, metode pembelajaran yang belum menyesuaikan terhadap tingkat kemampuan bahasa mahasiswa, sehingga teknis penyampaian materi dipukul rata.
Kedua, beberapa pengajar belum cukup efisien dalam menyampaikan materinya, seperti proses belajar mengajar yang kurang interaktif, materi tidak berfokus terhadap persiapan TOEFL TOEFA, juga beberapa instruktur yang kurang disiplin karena sering tidak masuk kelas. Beberapa hal tersebut menjadi poin yang banyak disoroti oleh mayoritas mahasiswa.
Ketiga, persoalan penyebaran informasi yang kurang optimal. Hal ini didasarkan pada penggunaan website lc.uin.sgd.ac.id yang sering ditemukan kendala, sehingga penyampaian informasi penting kurang maksimal. Selain itu, penggunaan Instagram juga banyak dikeluhkan, karena informasi yang termuat dalam platform tersebut belum cukup lengkap dalam memuat detail-detail informasi yang perlu mahasiswa ketahui.
Sebagai pembahasan lanjutan, survei ini menemukan bahwa batasan nilai tidak diaplikasikan secara merata di seluruh fakultas. Hal ini dibuktikan dengan 12,85 persen responden yang menyebutkan demikian. Tentu persoalan ini akan lebih baik untuk diulas lebih lanjut, menimbang pernyataan mengenai adanya batasan nilai dalam TOEFL dan TOEFA tersebut secara resmi termuat dalam laman uin.sgd.ac.id serta Pedoman Akademik 2021 UIN SGD Bandung.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukan adanya kepuasan mahasiswa terhadap seluruh kegiatan keterampilan bahasa. Namun, terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan guna memaksimalkan efektivitas pembelajaran.
Untuk mengakses laporan penuh dari riset ini silakan unduh.
Peneliti: Tim Riset Data dan Informasi LPM Suaka
Redaktur: Nisa Nurul Khaida/ Suaka