
Ilustrasi: Yazid Rizki Agung/Suaka
SUAKAONLINE.COM – Inovasi yang direalisasikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) dalam menerapkan sistem pemberdayaan masyarakat (Sisdamas) tahun ini tidak luput dari tanggapan mahasiswa sebagai calon peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dimulai dengan sistem pendaftaran hingga perubahan lokasi yang masih perlu diperhatikan oleh pemangku kebijakan kedepannya.
Berbeda dengan tahun lalu yang menggunakan sistem war saat melakukan pendaftaran, di tahun ini calon peserta yang mendaftar KKN Sisdamas harus mengisi data diri serta survei mengenai KKN di laman google form (gform) yang dibagikan melalui Instagram LP2M, yang kemudian alur, pengelompokan, lokasi, serta dosen pembimbing lapangan (DPL) akan dikerahkan sesuai dengan kebijakan LP2M.
Penghapusan Sistem War dan Perubahan Lokasi KKN
“Apa sih yang membuat kampus ga nerapin sistem war lagi, karena tahun sebelumnya kan war terus, itu bikin kita kurang semangat KKN, kurang excited karena dulu lebih beragam dan setidaknya ada satu teman yang satu tempat KKN, karena bisa milih kan tempatnya,” ujar salah satu mahasiswa semester enam, Salimah saat dimintai tanggapan, Rabu (14/5/2025).
Selain dihapuskannya sistem war, lokasi KKN Sisdamas tahun ini berbeda dengan lokasi tahun lalu. Untuk saat ini, wilayah yang menjadi titik lokasi KKN menjadi wilayah Garut dan Sumedang, yang sebelumnya titik KKN Sisdamas berada di wilayah Kabupaten Bandung Timur, Kabupaten Bandung Barat Utara, dan Kabupaten Subang Selatan.
Senada dengan calon peserta KKN Sisdamas lainnya, Aci menilai sistem yang digunakan oleh KKN Sisdamas kurang efektif dan fleksibel, dimana peserta KKN Sisdamas tidak dapat menentukan sendiri lokasi pasti yang akan menjadi tempat ia mengabdi. “Jadi agak bikin overthinking ya menurut aku karena kaya gatau aja tempat dan sama siapa nya tuh,” tanggap mahasiswa Jurnalistik itu, Kamis (28/5/2025).
Saat dimintai keterangan, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Aep Kusnawan mengatakan alasan sistem KKN Sisdamas tidak diberlakukan sistem war ialah untuk meminimalisir kekhawatiran mahasiswa jika terus menggunakan sistem war. “KKN Sisdamas ini beri kami kesempatan untuk mengaturnya biar tidak terjadi kecemasan seperti dulu-dulu gitu, dan kawan-kawan bisa percayakan pada kami,” ujarnya, Jumat (9/5/2025).
Ia juga menerangkan, lokasi yang dipilih untuk diselenggarakannya KKN tidak begitu jauh dari kampus dan sudah sesuai dengan arahan Kementerian Agama (Kemenag) dalam rangka pengadaan KKN lingkar kampus. “Dalam teknisnya kita atur lokasi lingkar kampusnya bergantian, untuk tahun ini Garut dan Sumedang,” jelasnya saat dihubungi melalui WhatsApp, Jumat (30/5/2025).
Alih-alih mengatasi hal-hal yang menjadi keluhan mahasiswa dengan menggunakan sistem KKN Sisdamas terbaru, kemudian direspon silang perspektif oleh mahasiswa, hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam penerapan kebijakan untuk kedepannya. “Semoga lebih fleksibel aja sih terus balik lagi ke sistem war karena biar kita bisa pilih sendiri terus proses pendaftarannya juga tepat dan ga bikin bingung kaya sekarang,” tutup Aci.
Pendaftaran Google Form Dinilai tidak Efektif
Pendaftaran melalui gform, menurut staf LP2M, Khoirul Aziz dilakukan sebagai alternatif pengganti website yang sedang diperbaiki, yang pada tahun sebelumnya dipakai untuk pendaftaran KKN Sisdamas. “Tahun lalu itu banyak masukan tentang error segala macam, mudah-mudahan perbaikannya kita coba lebih agak lama, supaya lebih kelihatan gitu, dimaksimalkan perbaikannya dimana,” ujarnya pada Suaka, Kamis (22/5/2025).
Penggunaan laman gform dalam pendaftaran juga menjadi dasar perubahan sistem lama (war) menjadi sistem yang terbarukan. “Ditakutkan jadi malam pertama pembukaan pendaftaran KKN mahasiswa pada begadang segala macam untuk ikutan ini, akhirnya sistemnya bisa diserang dengan ribuan mahasiswa di satu waktu itu bisa agak lama (error),” tambahnya.
Upaya dari pihak kampus dalam mengevaluasi sistem pendaftaran KKN Sisdamas tahun lalu rupanya belum dapat teratasi di tahun ini. Aci menceritakan pengalamannya saat melakukan pendaftaran tepat di hari pembukaan pendaftaran, saat 20 Mei 2025. Menurutnya, saat prosesi pendaftaran pun terdapat kendala di sistem jaringan. “Karena diakses oleh ribuan mahasiswa jadi aga lemot, mungkin servernya sempet down,” katanya.
Ia menilai penggunaan gform tidak efektif untuk digunakan, sebab tidak terdapat verifikasi lebih lanjut terkait identitas mahasiswa yang mendaftar melalui laman tersebut, sehingga potensi penyalahgunaan laman dapat terjadi. “Kalo menurut aku sih lebih baik pake login akun salam biar data nya valid. Kalo cuma dimintai nama tanpa verifikasi yang iseng-iseng bisa ngisi, nanti kampus juga jadi pusing,” tambahnya.
Hal ini menuai tanggapan dari Khoirul, ia mengatakan dibandingkan dengan menerapkan proteksi oleh pihak kampus, diperlukan kesadaran dari mahasiswa dalam merespon hal-hal yang apabila dihadapkan dengan yang bukan kepunyaannya, walaupun link pendaftaran dapat diakses oleh publik. “Ada yang berhak atas informasi, ada yang tidak berhak atas informasi. Tergantung bagaimana kita menyikapi informasi yang datang ke kita,” tanggapnya.
Saat awak Suaka mengonfirmasi terkait jarak waktu perbaikan website yang sedang diperbaiki kepada Aep, ia mengatakan bahwa kebijakan dalam sistem pendaftaran kedepannya akan senantiasa melalui evaluasi. “Dilihat perkembangannya, jika lebih aman melalui gform, nanti akan dilakukan dievaluasi lagi,” tutupnya.
Reporter: Mujahidah Aqilah/Suaka
Redaktur: Rafi Taufiq/Suaka