Mahligai hatiku tertusuk pedang
Entah sakit entah tidak yang kini kurasa
Namun tak lama kupu-kupu hadirkan madu
Entah manis entah pahit
Suatu waktu ku renungi diri
Ada bisikan syahdu masuk ke relung sukma
“wahai hati yang merasakan cinta”
Sampai kapankah kau akan menanti
Laila seperti Majnun yang hingga gila
Sementara Adam kini telah
Bersama hawa di singgasana
Wahai ukhti bak bidadari Syurga
Kau mungkin tak merasakan
Hadirnya aku di depan pintu hatimu
Ku coba ketuk berkali-kali
Ternyata di kunci
Kini lelah ku mencari dimana
Kunci pembuka tabir ini
Kau boleh bilang aku penakut
Tapi mahabbahku telah tertutup kabut
Hingga ku tak berani kembali ke pintu itu
Karena ku sadar sang raja
Telah meminang sang ratu
Dan harus kau tahu
Bahwa Ratu itu adalah kamu
*Ipah Nurhalipah, mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Semester 2