Kampusiana

Pergantian Nama BEM-J Jurnalistik Menjadi Hima-J Jurnalistik

Presiden Mahasiswa (Presma) BEM J Jurnalistik 2017, Thoudy Badai Rif’an Billah (Kiri) dan Presma Hima Jurnalistik 2018 Halim Al Giyas menerima serah terima jabatan dalam acara pelantikan pengurus Hima Jurnalistik di Aula lantai 4 Gedung Fakutas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung, Senin (12/2/2018). (Andrian / Kontributor).

 

SUAKAONLINE.COM – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurnalistik resmi berganti nama menjadi Himpunan Mahasiswa Jurusan (Hima) Jurnalistik. Pergantian nama tersebut diresmikan saat pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Jurnalistik periode 2018/2019 pada Senin, (12/2/2018) di Aula Student Center lantai empat.

Presiden Mahasiswa (Presma) terpilih, Halim Al Giyas menjelaskan bahwa pergantian nama tersebut diajukan oleh peserta sidang komisi yang membahas Anggaran Dasar (AD) pada Musyawarah Himpunan (Muhim) yang diselenggarakan pada tanggal 21-22 Desember 2017 lalu. Dengan beberapa pertimbangan maka akhirnya seluruh peserta sidang yang hadir pada saat itu menyepakati.

“Ya memang pergantian nama tersebut adalah hasil dari kesepakatan forum pada saat Muhim kemarin. Dari forum sendiri tidak ada masalah karena memang kami memusyawarahkan ini bersama-sama dan semua pun ikut berproses untuk memutuskan apakah ini keputusan terbaik dengan mengganti nama tersebut dan akhirnya forum sepakat,” ujar Presma Hima Jurnalistik periode 2018-2019, Halim Al Giyas, Selasa (13/2/2108).

Halim Al Giyas mengungkapkan,  beberapa tahun ke belakang menggunakan istilah BEM karena menyesuaikan dengan keadaan kampus dan aturan-aturan yang ada dikampus. Walaupun hakikatnya penggunaan istilah tersebut hanya roda organisasinya saja atau pola kerjanya saja yang mengacu seperti eksekutif, sedangkan untuk struktur organisasi tetap sama.

Adapun latar belakang pergantian istilah tersebut, Ketua Pelaksana Musyawarah Himpunan, Harisul Amal mengatakan bahwa ada tiga poin yang perlu digaris bawahi alasan perihal pergantian nama himpunan tersebut. Pertama, apabila menggunakan istilah BEM J maka secara struktural membutuhkan badan legislatif, sedangkan selama HMJ jurnalistik menggunakan istilah tersebut tidak adanya badan legislatif.

Kedua, ketika awal mula didirikannya Hima Jurnalistik, para Founding Father memberikan tiga warisan kepada generasi penerusnya, diantaranya warna orange, logo, dan nama Hima yang dicantumkan di dalam logo. Maka dirasa sangat perlu untuk melanjutkan warisan-warisan tersebut salah satunya pergantian istilah dari BEM J menjadi Hima kembali setelah beberapa tahun kebelakang menggunakan istilah BEM J.

Ketiga perihal pergantian istilah tersebut, Haris mengatakan bahwa mengacu kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Hima Jurnalistik yang berasaskan kepada kekeluargaan, maka dirasa lebih cocok menggunakan istilah Hima. Sedangkan apabila masih menggunakan istilah BEM J, maka terkesan seperti hanya dinaungi atau dimiliki oleh segelintir orang saja dan terkesan elitis.

“Alasan mendasarnya memang tiga poin tersebut, walaupun nantinya secara adminitrasi akan menghadapi kerumitan dengan pergantian istilah tersebut, akan tetapi karena ini sudah disepakati bersama, maka pengurus yang sekarang menjabat harus siap dengan segala konsekuensinya yang sudah disepakati.” pungkas Harisul Amal.

 

Reporter: Siti Resa/ Magang

Redaktur: Elsa Yulandri

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas