Kampusiana

Pihak Kampus Wacanakan Bagi Sembako kepada Mahasiswa

Ilustrasi: Fauzan Nugraha/Magang

SUAKAONLINE.COM –  Pada tanggal 26 Maret 2020 lalu UIN SGD Bandung mengeluarkan surat edaran tentang Tindak Lanjut Kebijakan Akademik dan Non-Akademik Pencegahan Penyebaran Virus Corona yang berisi bahwa kuliah daring diperpanjang hingga 4 Juli 2020. Dengan adanya surat edaran tersebut membuat banyak mahasiswa yang memutuskan pulang ke daerahnya masing-masing.

Namun masih ada mahasiswa yang masih bertahan di Bandung. Salah satunya mahasiswi jurusan Sosiologi asal Tasikmalaya, Dzillin Jihan. Ia tidak kembali ke kampung karena dilarang oleh orang tuanya akibat ada kasus positif Corona di daerahnya dan makin hari kasusnya terus bertambah. “Dan kalau pun aku maksa pulang Tasik lagi dikarantina, gak ada angkutan umum yang berhenti disana, kereta juga gak bisa berhenti, jadi aku gak bisa pulang,” ujarnya saat di wawancarai via whatsapp, Selasa (9/4/2020).

Jihan juga menjelaskan kegiatan yang dilakukan selama tidak ada kegiatan di kampus hanya mengerjakan tugas dan melakukan kuliah online. Untuk keluar kosan pun Jihan mengaku hanya jika diperlukan saja, seperti membeli bahan makanan atau keperluan lain. Jihan juga tidak terlalu sering melihat berita tentang COVID-19 karena menurutnya itu akan membuat tekanan terhadapnya.

Selain Jihan, mahasiswa Fisika semester akhir Ulwan Arsalan Abdullah yang berasal dari Cikampek memilih untuk bertahan di Bandung. Alasan Ulwan masih di Bandung karena sedang melanjutkan penelitiannya yang tidak bisa dikerjakan di rumah. “Kan kalau buat penelitian kalau basic yang lagi dilakukan memang butuh uji lab gitu. Kaya contoh apa namanya validasi bahan buat karakterisasi, itu cuma ada alat-alatnya di lab doang jadi gak bisa di rumah, terus kalau di rumah mau ngerjain ya segala kurang gitu kita jadi gak ngerjain TA (Tugas Akhir, red) kita gitu,” ujarnya ketika diwawancara via whatsapp Rabu (8/4/2020).

Ulwan menjelaskan bahwa bimbingan lebih efektif sekarang yang dilakukan via chat dibandingkan dengan bimbingan di kampus. Menurutnya bimbingan yang dilakukan di kampus terbilang tidak efektif karena dosen harus menyesuaikan jadwal untuk bimbingan terhadap mahasiswanya.Ulwan melanjutkan, untuk sekarang tidak ada keluhan selama social distancing ini. Justru menurutnya keadaan seperti menjadi lebih tenang.

 “Sejauh ini keluhan gak ada sih. Ya sama aja kaya biasanya gitu. Ya kalau makan kita ke warung, tapi biasanya disini masak sendiri biar aman. Ya gak ada, udah mah udara makin bersih keramaian gak ada malah makin enak,” ungkapnya. Kegiatan yang dilakukannya ketika social distancing hanya melakukan kegiatan-kegiatan seperti aktifitas biasa yang dilakukan. Untuk cara bertahan hidup di Bandung Ulwan mengatur pola makan saja secara teratur

Kepala Bagian Kemahasiswaan UIN SGD Bandung, Wawan Gunawan menyampaikan bahwa pihaknya sedang mendata mahasiswa yang masih bertahan dan belum kembali ke kampong halamannya. “Pendataan terakhir pada hari rabu sudah 732 orang, namun masih ada yang menyusul. Ya sampai hari ini kisaran 750-800 orang,” ujarnya ketika diwawancarai via Whatsapp Kamis (9/4/2020),

Wawan melanjutkan, pihak kampus memberikan perhatian dengan mengusahakan membagikan sembako kepada mahasiswa yang masih bertahan di Bandung. “Untuk sementara ini kita data dulu, berapa yang masih ada di Bandung. Bentuk perhatiannya kita baru mengajukan supaya dikasih bantuan sembako.” Tutupnya.  

Reporter: Fauzan Nugraha/Magang

Redaktur: Awla Rajul/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas