
Mahasiswa yang tergabung dalam Ruang Suara Universitas (RSU) melakukan unjuk rasa di depan gedung Rektorat, Kamis (31/3/2016). Mereka menuntut para Wakil Rektor (Warek) dan para Dekan perihal transparansi anggaran baik regulasi, alokasi serta distribusi anggaran praktikum, Biaya/ Uang Kuliah Tunggal (UKT/BKT) dan beasiswa. (Yosep Saepul Ramdan / Magang)
SUAKAONLINE.COM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ruang Suara Universitas (RSU) melakukan aksi unjuk rasa didepan gedung Rektorat, Kamis (31/3/2016). Mereka mengajukan tutuntutan kepada para Wakil Rektor (Warek) dan para Dekan perihal transparansi anggaran, baik regulasi, alokasi serta distribusi anggaran praktikum, dan Biaya/Uang Kuliah Tunggal (UKT/BKT). Selain itu mereka meminta agar mengoptimalisasi buku-buku akademik dan penyesuaian ruang perkuliahan.
Koordinator aksi, Saeful Anwar Praja, mengatakan bahwa banyak dosen mengampu mata kuliah yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh dosen tersebut. Ia juga menambahkan bahwa nepotisme itu memang terjadi di jajaran pendidikan, sehingga mungkin saja ada makna lain dibalik kejadian ini.
Lebih lengkapnya, dalam selebaran yang dibagikan oleh para peserta aksi mereka mengeluhkan perihal kurikulum kampus yang tidak jelas, tenaga pengajar yang kurang mumpuni ditambah kurang optimalnya infrastuktur sehingga tidak adanya ruang publik bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan mengekspresikan diri. Apalagi saat ini infrastruktur yang ada, seperti labolatorium di Fakultas Sains Dan Teknologi (Sainstek), dikomersialisasi.
“Sebenarnya ini semua berkesinambungan, kami semua disini dari aksi yang terdiri dari 8 fakultas. Kami ingin melakukan aksi pada setiap fakultas dengan aksi masa, karena memang kejadian disetiap fakultas mengalami hal yang sama. terjadi ketimpangan sosial. Para birokrat kampus cenderung tidak peduli pada kemajuan fakultasnya,” ujar Saiful.
Mereka juga menuntut agar dilakukan transparansi jika ada beasiswa yang diberikan, karena menurut Saiful tidak ada sosialisasi yang dilakukan oleh pihak fakultas pada mahasiswanya sehingga hal ini menjadi kurang diketahui.
Respon mahasiswa dinilai sangat minim sekali, hal inilah yang menurut Saiful menjadi salah satu penyebab pihak kampus tetap diam saat terjadi ketidaksesuaian dalam pencapaian tujuannya. Terbukti dari aksi yang dilakukan RSU hari ini, sedikitnya hanya terdapat 1% saja mahasiswa yang ikut dari sekian banyaknya jumlah mahasiswa yang ada.
“Kami ingin mendorong kepada rektorat, entah itu di rektorat atau di jajaran fakultasnya yang belum benar. Ketentuannya di setiap fakultas itu minimal ada 5% mahasiswa yang digolongkan sebagai golongan mahasiswa kelas bawah. Nah, pertanyaannya apakah itu sudah terjadi di setiap fakultas. Jadi intinya ingin meminta kejelasan regulasi,” lanjut Saiful.
Aksi ini berlangsung hingga pukul 13.00 di depan gedung rektorat. namun jika masih belum ada respon dari pihak rektorat, pihak RSU akan melakukan aksi lanjutan didepan halaman kampus dengan mengajak sejumlah masa untuk ikut bergabung.
Reporter : Hasna Salma & Yosep Saepul Ramdan / Magang
Redaktur : Edi Prasetyo