
(ILUSTRASI) Seorang mahasiswa melakukan sholat dengan posisi membelakangi tasnya Rabu (2/3/2016). Banyak kasus kehilangan tas yang terjadi di Masjid Iqomah UIN SGD Bandung dikarenakan posisi pemilik yang membelakangi tasnya dan juga karena kurang maksimalnya peran kamera CCTV di masjid. (Luqman Hakim/ Magang)
SUAKAONLINE.COM,– Mahasiswa semester VI Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung, Muhamad Hisam mengaku telah kehilangan sebuah tas berisi satu unit laptop. Kejadian tersebut terjadi pada Rabu, (2/3/2016) pukul 12.20 siang dan menambah catatan buruk terkait keamanan Masjid Iqomah.
“Ketika saya sholat Dzuhur berjamaah, saya ada di barisan kedua dari belakang, tas disimpan di belakang dekat jendela, pas udah selesai, saya melihat ke belakang, tas saya sudah hilang. Terus saya tanya-tanya ke yang sholat di belakang, mereka tidak ada yang tahu,” ujar Hisam.
Hisam mengaku telah melaporkan kasus ini ke Polsek Panyileukan. “Saya sudah melapor ke Polsek Panyileukan, nih BAP-nya,” katanya sambil menyerahkan Berita Acara Pemeriksaan. Berdasarkan keterangan BAP tersebut, Hisam kehilangan tas yang berisi satu unit laptop beserta charger dan dua buah buku. Korban mengalami kerugian sebesa 3,5 juta.
Ia merasa sangat kecewa dengan keamanan di Masjid Iqomah dan menyayangkan bagaimana bisa pencuri mencuri di Masjid. Meski demikian Hisam berharap agar keamanan masjid diperketat. “Terutama CCTV harus tetap nyala, selalu waspada karena pelaku yang mengambil tas saya melakukannya dengan cepat,” ujarnya.
Menanggapi hal ini Sekeretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Iqomah Abdul Hadi mengatakan tidak ada keamanan khusus di masjid dan hanya ada keamanan Kampus saja. Himbauan pun senantiasa agar menjaga barang pribadi pun senantiasa dilalukan oleh DKM menjelang sholat. “Setiap hari menjelang sholat selalu diumumkan untuk jaga barang masing-masing, tidak boleh jauh dari tempat ia sholat,” ujarnya.
Barisan atau shaf sholat, lanjut Hadi sengaja dikosongkan guna dijadikan tempat menyimpan tas dan barang-barang jamaah lainnya dan selalu dihimbau agar tidak menyimpan barang pribadi di belakang.
“Artinya keamanan itu oleh masing-masing. Kami mengumumkan karena kami tidak memiliki pengamanan khusus, dan kami juga menyadari tidak bisa memantau semua tas mahasiswa. Banyak laporan kehilangan tas, ya karena tasnya disimpan di belakang, bukan di depan,” ujarnya saat ditemui Suaka, Rabu (2/3/2016).
Hadi mengakui keberadaan CCTV kurang maksimal. Ada 16 titik yang perlu dipasangi CCTV, namun hanya empat unit CCTV yang ada di Masjid Iqomah. “CCTV ada, persoalan rusak itu persoalan elektronik, dan upaya untuk memperbaiki juga sudah, cuma belum efektif. CCTV yang dibutuhkan ada 16 titik, namun yang ada cuma empat,” ujar Hadi.
Atas nama DKM Masjid Iqomah, Abdul Hadi berharap agar mahasiswa bisa bekerjasama terkait keamanan masjid terutama menjaga barang-barang pribadinya. “Yang paling aman yaitu self protection, jadi pengamanan sendiri, dan mengikuti arahan DKM dimana ketika sholat kita sudah kasih tempat buat barang-barang pribadi, dan gak jadi masalah kalau disimpan di depan,” ucapnya.
Selain itu, Abdul Hadi pun berharap supaya semua titik sudah bisa dipasangi CCTV. “Kami juga berharap kedepannya CCTV sudah dipasang di 16 titik supaya lebih aman,” katanya.
Reporter: Luqman Hakim/ Magang
Redaktur: Ridwan Alawi