SUAKAONLINE.COM – Aksi Kamisan bersama rakyat, buruh, mahasiswa, dan pelajar melakukan aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (13/9/2022). Aksi yang dilakukan oleh hampir seluruh elemen masyarakat dengan diikuti sekitar 100 orang lebih ini juga merefleksikan kasus-kasus pelanggaran HAM di berbagai daerah.
Aktivis Kamisan, Fay mengatakan bahwa kenaikan harga BBM menjadi keresahan saat ini, yang menyusul juga pada kenaikan harga bahan pokok harian lainnya. Menurutnya, aksi yang dilakukan memperingati kepada warga Bandung dan orang-orang bahwa perlu merespon atas kenaikan harga BBM tersebut.
Aksi yang terus dilakukan meskipun mendapati sikap represif aparat pada demo-demo sebelumnya. Demikian juga, pada awal aksi dilakukan refleksi September hitam di depan Gedung Sate untuk memperingati kasus-kasus HAM. Terkait pemerintah menggantikan subsidi BBM menjadi Bantuan langsung Tunai (BLT) tidak menjadi penyelesaian.
“Tentunya BLT bukanlah solusi, itu hanya sebagai agenda formalitas saja dari pemerintah. Seolah-olah dengan adanya kenaikan BBM, mereka juga mengadakan BLT. Yang mana BLT juga dikatakan oleh Jokowi bahwa BLT tidak mendidik rakyat,” ujar Fay saat diwawancarai selang aksi, Selasa (14/9/2022).
Sementara itu, peserta aksi yang sempat berorasi, Bob Will mengatakan impact dari kenaikan BBM bukan hanya segelintir kelompok saja, tetapi seluruh profesi dan elemen. Bob juga menyampaikan kasus HAM di Timika, Papua dalam orasi nya. Empat orang yang dituduh sebagai simpatisan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan melakukan transaksi senjata dimutilasi, padahal mereka hanya sipil di Papua.
Bob juga menuturkan seharusnya pemerintah tidak menaikkan harga BBM saat negara memiliki banyak masalah. Negara harus memberantas korupsi, menekan angka kriminalitas, membubarkan sektor-sektor yang tidak penting dan dibiayai oleh negara. Sebab itu, pemerintah memboroskan anggaran negara jika alasan kenaikan BBM adalah krisis dan hutang. Terkait BLT, ia tidak pernah merasakan bantuan disebabkan persyaratan yang sulit dan rumit.
Ia juga merasakan kenaikan harga bahan pangan, seperti telur dan beras yang naik namun tidak masif. Bantuan yang ada juga temporal, sedangkan kenaikan BBM akan terus naik secara signifikan. Keuntungan yang didapat menjadi agenda utama bagi kepentingan oligarki oleh negara. Ia juga harus mengganti transportasi yang lebih terjangkau untuk berpergian. “saya dulu pakai transportasi online, sekarang saya pakai sepeda. Tujuannya agar tidak menyumbang emisi karbon dan irit dari biaya BBM,” pungkas Bob.
Reporter : Mohamad Akmal Albari/Suaka
Redaktur : Fitri Nur Hidayah/Suaka