Tabloid Suaka News Edisi II 2003
Editorial
Jamuan
Kawan, memang sudah selayaknya sbagai pribumi memberikan sambutan terhadap para tamu-tamunya. Agar hubungan bisa terjalin dengan baik istilah lain mengatakan, hal itu adalah wujud bersilaturahim. Setidaknya, sang pribumi mestinya memberikan sambutan dengan lapang dada dan rendah hati, lagi pula tak perlu memaksakan diri.
Beberapa minggu terakhir ini, rupanya perkara jamuan itu tengah dilakukan oleh sang pribumi, meski terkesan tergesa-gesa. Setidaknya karena gereget yang berlebihan. Namun jamuannya haruslah berangkat dari hati nurani bukan atas nama kepentingan dan program.
Pribumi yang kami maksud tiada lain, adalah organisasi intra yang ada di lingkungan kampus “tercinta” ini. Tampaknya mereka kerutkan dahinya, agar jamuannya di sambut baik. Sayang harapan tak selalu akrab dengan kenyataan. Pasalnya sang tamu pun, tampak pandai menyambut jamuan itu.
Organisasi-organisasi intra itu, haruslah menerima kenyataan. Sebab, jamuan yang dikemas OPAB bagi tamunya itu tampak tak memberi angin segar. Walaupun berbagai senjata telah dikerahkan. Salah satunya fungsi dari selembar kertas yang dianggap wah… lho- tiada lain ia adalah bernama “sertifikat”, kini tak bisa menggigit lagi.
Melalui edisi kedua SUAKA NEWS ini, mencoba menyoroti perkara itu di rubrik bidik yang kami sajikan. Dengan suguhan ini, tentunya tidak seperti apa yang diharapkan. Namunsetidaknya bisa memberi nilai manfaat pada pembaca. Selain itu pun, di rubrik sorot, kami laporkan persoalan mengenai perjalanan kuliah mahasiswa yang segi fisiknya terbatas (maaf bukan bermaksud merendahkan). Sebab dari perjalanan mereka pun ada hal yang meski kita teladani.
Karenyanya, kami akan terus hadir menemui pembanca dengan laporan-laporan yang telah disiapkan. Tunggu saja, laporannya! Tak lupa, kritik dan saran pembaca sangat kami nantikan. Sekai lagi kami harap media kita ini. Selau ada peningkatan dalam berbagai hal.
Oh iya… gimana jamuannya, menyenangkan, menyebalkan, memuaskan atau sama sekali menjemukan. Apapun yang terjadi tentunya ada sesuatu yang mesti digali hikmahnya. Bukankah yang terjadi ini penuh dengan “syarat” dari Tuhan. Yang jelas kelapangan dan kerendahan hati akan terus di uji, tak hanya sampai di jamuan itu. mestilah kita berbenah diri untuk menghadapi persoalan lainnya. Siapkah?
Dan yang terakhir dari kami adalah selamat menyimak laporannya dan di tunggu komentarnya. Jangan pernah bosan mengingatkan kami. Ingat kampi pun adalah manusia yang tak luput dari segala bentuk kesalahan. Pokoknya kami tunggu aspirasinya. [Redaksi]