Kampusiana

Dekan FISIP, Menuju World Class Faculty

Dekan FISIP

Suasana dilantiknya Sahya Anggara menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2012 lalu. Dok. Pribadi

SUAKAONLINE.COM – Menjadikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN SGD Bandung sebagai World Class Faculty merupakan terobosan baru yang dicanangkan Sahya Anggara setelah terpilih kembali untuk memimpin FISIP hingga lima tahun mendatang.

Sahya mengaku telah memiliki strategi khusus untuk mencapai kesuksesan program tersebut. Pertama, menerapkan nilai disiplin dan konsekuen. Kedua, World Class Faculty  dapat diciptakan dengan membiasakan berbahasa asing minimal Bahasa Inggris dan Arab. Menurutnya semua ini harus diciptakan untuk memacu dosen, karyawan dan mahasiswa agar dapat bersaing dengan universitas lainnya.

“Untuk menuju kesana, kita bekerjasama dengan berbagai pihak. Saat ini kerjasama yang sukses baru 3 instansi yaitu Malaysia, Pemda Kota Bandung dan RS Indramayu, Kalau world class faculty jelas kan bahasa yang dipakai harus bahasa asing,” ungkapnya saat di temui Suaka di Ruangannya, Selasa (15/9/2015).

Diangkat kembali menjadi Dekan FISIP tidak membuat Sahya cepat puas dalam membuat perubahan baru. Ia mengaku, prinsipnya sederhana untuk membuat perubahan hanya bermodal kedisiplinan, komitmen dan kerja keras. Menurutnya, manusia yang mempunyai perencanaan kerja kedepan adalah manusia yang mempunyai cita-cita dan tujuan hidup.

“Berusaha sesuai dengan kemampuan dan ujungnya saya serahkan di tangan Allah, saya di beri amanat kembali untuk menjalankan roda pemerintahan yang ada di FISIP, saya laksanakan dengan baik,” kata Sahya.

Sahya menceritakan bahwa karirnya di UIN SGD Bandung dimulai sebagai Sekretaris Jurusan Perbandingan Madzhab pada tahun 1995. Pria asli Majalengka itu kemudian di percaya menjadi Ketua Laboratorium, Ketua Laboratorium Komputer, Ketua prodi Administrasi Negara hingga diangkat menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sampai saat ini.

Dari pengalaman kerja tersebut Sahya sadar bahwa jiwa aktivisnya sudah muncul sejak kecil. Sejak SMP dia dipercayai untuk menjadi ketua OSIS, hingga kuliah dia sempatmenjabat menjadi ketua BPKN. “Saking aktifnya dulu saya menjabat sebagai ketua BPKN, kalau sekarang ketua Dema menjabat selama 2 tahun 7 bulan,” tuturnya dengan nada santai.

Alumni prodi Pidana Perdata Islam ini juga mengungkapkan bahwa ada program kerja yang masih tertinggal yaitu mengenai 9 kerjasama dengan instansi dalam dan luar negeri. Namun, Sahya berharap seluruh program kerja yang telah ia canangkan dapat berjalan lancar, “Seperti world class faculty itu bisa tercapai manakala ada kerjasama yang intim, yang intens dari semua lini baik mahasiswa dosen dan karyawan ,” jelas Sahya.

Reporter : Ima Khotimah

Redaktur : Robby Darmawan

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas