SUAKAONLINE.COM – Seiring bergantinya tahun ajaran, UIN SGD Bandung terus menerima mahasiswa baru. Dilansir dari data centre suakaonline.com rekapitulasi jumlah mahasiswa baru tahun 2022 sebanyak 7268. Hal demikian berimpak pada fasilitas lahan parkir di kampus, sebab semakin banyaknya mahasiswa yang membawa motor ke kampus, semakin padat juga lahan parkir yang tersedia.
Melihat animo mahasiswa yang membawa motor ke kampus, UIN Bandung, khususnya kampus satu terus mengupayakan jalan keluar untuk menangani masalah lahan parkir. Pengalihfungsian fasilitas seperti lapang voli menjadi lahan parkir merupakan salah satu langkah nyata pihak kampus demi menyiasati masalah tersebut.
Hal tersebut dibenarkan oleh Pelaksana Bagian Umum, Muslihin. Ia menyampaikan bahwa pihak kampus selalu berupaya untuk memberikan fasilitas yang maksimal bagi mahasiswa. Bukan hanya fasilitas yang berkaitan dengan akademik, namun juga fasilitas pendukung lainnya seperti lahan parkir.
Muslihin menyebutkan bahwa sudah ada beberapa fasilitas dan ruang kosong di kampus satu yang sudah dialihfungsikan dan dimaksimalkan menjadi kantung-kantung parkir baru. Seperti lapang voli, lahan kantin biru, lahan kosong bekas lab biologi, dan lahan di samping lapang tenis. Selain itu, fasilitas yang telah dijadikan lahan parkir sudah dipindahkan ke kampus dua.
“Sudah dilakukan bahkan (perluasan lahan parkir -red), yaitu yang di belakang samping saintek itu yang bekas lapang voli,” ujarnya saat diwawancarai Suaka di ruangannya, Rabu (7/12/2022).
Terkait wacana pembangunan gedung parkir di kampus satu, ia mengatakan hal tersebut masih dalam tahap pertimbangan karena mengingat biaya yang diperlukan tidak sedikit. Untuk saat ini pihak kampus masih memfokuskan pengeluarannya untuk fasilitas lain yang bersangkutan langsung dengan proses pembelajaran.
“Kalau untuk wacana ke depannya itu sebenernya udah pernah ada wacana untuk pembuatan Gedung parkir. Cuma belum, masih dalam tahap pertimbangan karena ada beberapa hal yang realistis saja lah, kita optimalkan lahan yang ada aja gitu,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kampus sudah menyediakan lahan parkir di samping lapang tenis, namun mahasiswa tidak memanfaatkan lahan tersebut. “Cuman kesadaran mahasiswanya sendiri nih yang terkadang memang karena posisinya kita udah siapkan pada ga mau gitu kan. Memang kesadarannya yang harus dibentuk bersama,” tuturnya.
Dengan begitu pihak kampus meminta mahasiswanya untuk lebih memahami terkait persoalan lahan parkir. Tempat parkir yang baru diharapkan bisa dimaksimalkan penggunaannya oleh mahasiswa. “Mahasiswa mau diatur dengan memiliki kesadaran sendiri, insyaallah tidak akan terlalu semrawut,” ucapnya.
Sementara itu, Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga, Danil (bukan nama sebenarnya) memberikan pandangannya dari sisi mahasiswa. Menurutnya jika dibandingkan dengan lahan yang ada di kampus dua, lahan di kampus satu jauh lebih terbatas. Hal ini lah yang ia anggap menjadi salah satu faktor padatnya parkiran di kampus satu.
Mengenai parkiran baru hasil pengalihfuangsian lahan, ia rasa hal tersebut masih kurang maksimal. “Karena ini juga sih ya mungkin kalo di belakang juga kejauhan gitu, apalagi kadang kan kita baru dateng, udah ada motor yang di situ (bahu jalan -red) jadi ya kita ngikutin aja gitu,” ujarnya, Selasa (13/12/2022).
Ia juga mengomentari terkait kurangnya rambu parkir di kampus. Menurutnya hal demikian menjadikan parkir menjadi tidak teratur. “Soalnya di sini kan kayak ga dilihatin (tanda petunjuk parkir -red) paling yang ditulisin tempat parkir kan cuma yang buat kayak dekan, buat apa rektor terus. Sedangkan untuk parkir yang umum kan ga ditulisin kayak ‘tempat parkir’ gitu jadi kita mungkin pada ga tahu,” keluhnya.
Lebih dari itu, ia mengatakan untuk menjadikan lahan parkir di kampus satu agar lebih rapi, diperlukan ketegasan dan arahan dari petugas parkir yang ada. Hendaknya diberitahukan kembali kepada mahasiswa bahwa sudah ada lahan parkir baru dan tidak dianjurkan untuk memarkirkan kendaraan di bahu jalan.
“Mungkin lebih di–ini–in (atur -red) aja sih lebih kayak ada sosialisasi ke masyarakat UIN nya juga kayak tempat parkir di mana aja yang boleh, bahu jalan ga boleh dipake parkir biar ga ngalangin orang buat lewat juga gitu,” tutupnya.
Reporter : Rangga Nugraha/Suaka
Redaktur : Yopi Muharam