Oleh Anisa Dewi A*

Ilustrasi. (Abdul Hafiz/Magang)
Belakangan warganet digegerkan dengan pemberitaan pemblokiran Tumblr, sebuah situs diari digital bagi penggunanya. Kabar tak kalah mencengangkan justru hadir dari Kompas.com bahwa Kominfo tidak tahu – menahu soal pemblokiran situs tersebut. Ini menjadi sebuah paradok, karena semestinya, Menkominfo sudah mengantongi data situs mana saja yang akan diblokir atau masuk dalam red-list yang harus segera ditindaklanjuti.
Alasanya tidak masuk akal : banyak ditemukan konten berbau pornografi. Selaku Tumblrer yang setiap hari pasti menyisihkan waktunya untuk membaca keluhan atau curahan teman-teman, saya merasa keberatan dengan alasan macam itu. Berantas dulu saja lah situs-situs hoax yang masih menjamur atau ciptakan situs tandingan untuk melawanya.
Padahal dibanding Tumblr, konten asusila di Twitter dan Facebook lebih menjamur. Namun, karena dianggap komunikatif dan koperatif, Kominfo urung memblokir. Seketika ingin melempar tanya ke Menkominfo, “memang bapak tidak punya Tumblr ?, Tumblr juga komunikatif, mendekatkan yang jauh tanpa menjauhkan yang dekat.”
Melansir dari Tempo.co Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Noor Ihza mengemukakan konten negatif yang paling banyak dilaporkan yaitu ihwal pornografi sebanyak 8.166 laporan. Menurut dia, konten ociale di urutan ke-2 paling banyak dilaporkan masyarakat adalah tentang penipuan online, yaitu sebanyak 144 laporan.
Kenapa Kominfo tidak memblokir saja situs-situs yang justru sangat merugikan eknomi masyarakat Indonesia dengan maraknya penipuan online. Atau justru mereka harus lebih berhati-hati, teliti juga selektif lagi untuk memblokir situs atau media ocial yang menunjang warganya beraktualisasi diri dan kebebasan berekspresi.
Sebuah Dalih
Sebelum memblokir, pihak Menkominfo menerima aduan dari masyarakat perihal konten asusila dalam Tumblr. Setelah dilakukan penelusuran terdapat lebih dari 360 akun susila. Menkominfo juga berdalih Tumblr tidak memiliki mekanisme melaporkan konten asusila. Pihak kementrian sudah mengirim email kepada Tumblr tapi tidak ada balasan. Jika selama 2 x 24 jam masih belum ada respon untu membersihkan platform dari hal yang tidak senonoh dan sampai batas waktu yang ditentukan tidak ada jawaban atau tindakan dari pihak Tumblr. Alasan itulah yang semakin memperkuat dilakukanya pemblokiran terhadap Tumblr.
Mengutip dari tekno.liputan6.com Tumblr memiliki mekanisme untuk melaporkan konten dewasa dan juga lengkap memberikan panduan komprehensif untuk membatasi akses konten-konten tersebut agar tidak bisa dilihat sembarang orang yang tertera dalam menu Tumblr Help Center. Konten yang dinilai berbahaya juga dapat dihilangkan dari Tumblr.
Tentu saja akan ada serangkaian proses yang harus dilalui agar intervensi Tumblr dapat tepat sasaran. Namun dari sini kita bisa simpulkan bahwa Tumblr sudah memiliki proteksinya sendiri mengenai konten – konten pornografi, sehingga, keputusan Menkominfo memblok Tumblr semakin keliru.
Berliterasi via Tumblr
Salah satu upaya agar Indonesia tidak lagi menjadi negara ke 61 dari 63 dalam dunia literasi khususnya minat baca, menulis menjadi pelengkap literasi tersebut. Tidak menutup kemungkinan orang – orang yang hobi menulis biasanya rajin membaca buku. Terlepas buku- buku yang dibacanya adalah novel, komik, antologi, cerpen, buku motivasi atau bahkan resep – resep makanan.
Dalam mengarungi peradaban manusia menulis adalah upaya untuk mendokumentasikan dan mewariskan pengetahuan pada generasi berikutnya. Pengetahuan tersebut dibaca dan kemudian ditulis ulang atau diperbarui oleh generasi berikutnya untuk kemudian diwariskan ke generasi selanjtnya. Begitulah siklus baca dan tulis terus bergulir dari generasi ke generasi. Pun dengan kenangan- kenangan yang di Tumblr, sebagai pelajaran supaya tidak tersandung lagi atau bahan untuk memotivasi diri.
Tak ubahnya seperti blog atau wordpress, Tumblr juga acapkali dijadikan wadah untuk menuangkan segala rasa dan resah. Sebab tidak semua orang pandai bercerita mata bertemu mata, tidak semua orang mampu mengkomunikasikan perasaannya dalam wujud verbal. Lalu mereka menari – narikan jarinya diatas keyboard laptop atau keypad digawainya. Selain itu, Tumblr kerap dijadikan media untuk stalking orang lain. Mengetahui apa yang dia rasakan, mengetahui pendapat mereka soal kita, soal semesta atau soal negara yang sedang tidak baik – baik saja.
Berada di dalam lingkup pers mahasiswa dituntut untuk memiliki modal menulis, berita tentu saja. Barangkali suatu waktu, kejenuhan itu muncul dan bersarang di kepala selalu ada pikiran untuk menuliskanya di Tumblr hal – hal yang sendu dan mendayu – dayu. Atau ungkapan kagum pada seseorang, atau puisi – puisi yang belum sempat tersampaikan.
Meski sudah banyak cara menangkal agar akun Tumblr masih bisa diakses, namun tetap saja, keputusan Menkominfo tentang pemblokiran Tumblr adalah sebuah kecacatan logika.
*Penulis adalah Kepala Litbang LPM Suaka 2018