Lintas Kampus

KMJ Unisba Ubah Stigma Anak Punk Lewat Pameran Foto

Salah satu foto yang berjudul “Zaman Semakin Gila” karya Kurnia Lucky yang dipamerkan dalam Pameran Fotografi Budaya Musik Punk dalam Sosial Masyarakat, Kamis (26/5/16) di Gedung Kartimi Kridoharsojo Universitas Islam Bandung (Unisba). Dari pameran ini Keluarga Mahasiswa Jurnalistik (Unisba) ingin merubah stigma buruk masyarakat terhadap penganut budaya Punk. (SUAKA/Ismail Abdurrahman)

Salah satu foto yang berjudul “Zaman Semakin Gila” karya Kurnia Lucky yang dipamerkan dalam Pameran Fotografi Budaya Musik Punk dalam Sosial Masyarakat, Kamis (26/5/16) di Gedung Kartimi Kridoharsojo Universitas Islam Bandung (Unisba). Dari pameran ini Keluarga Mahasiswa Jurnalistik (Unisba) ingin merubah stigma buruk masyarakat terhadap penganut budaya Punk. (SUAKA/Ismail Abdurrahman)

SUAKAONLINE.COM, Bandung, — Punk lebih dikenal masyarakat dari pakaian yang dikenakan dan tingkah mereka, seperti potongan rambut mohawk ala suku Indian atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah.

Stigma ini lah yang muncul dari masyarakat terhadap komunitas Punk di Indonesia. Berawal dari kepedulian itu, Keluarga Mahasiswa Jurnalistik (KMJ) Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar Pameran dan Seminar Foto, Kamis (26/5/16) di Gedung Kartimi Kridoharsojo Bandung. Acara ini menjadi salah satu rangkaian Pekan Jurnalistik 2016.

“Bahwa tidak hanya musik dan penampilan urakan saja, tapi banyak hal yang bisa diambil dibalik budaya Punk, misalnya dari stelan dan musiknya itu bener-bener mengkritik pemerintah,” ujar ketua pelaksana, Luthfi Azmi.

Kegiatan bertajuk Budaya Musik Punk dalam Sosial Masyarakat ini diharapkan dapat memunculkan persepsi baik dan pengetahuan baru tentang Punk. “Jika diluar sana terdapat anak Punk yang cenderung bersikap criminal, itu hanya oknum saja. Punk sebenarnya sebuah ideologi yang mengkritik pemerintah meskipun dengan cara-cara yang terkesan brandal,” tambah Luthfi.

Sekitar 40 foto berbingkai anak Punk ditampilkan disini. Foto-foto itu didapat dari hasil hunting foto bersama-sama mahasiswa Jurnalistik Unisba. “Kita dapetin fotonya dari hasil hunting bareng-bareng di daerah Dayeuh Kolot di acara musik Bandung Hareudang,” ujar kordinator pameran Yuni.

Tak ketinggalan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Universitas Padjajaran (Unpad) pun turut berpartisipasi menyumbangkan karyanya.

Acara ini berakhir hari ini (27/5/2016) dengan Seminar Fotografi dengan tema serupa dengan pameran, serta menghadirkan tiga narasumber, diantaranya Rio Tantomo (Jurnalis Musik), Herry “Ucok” Sutresna (eks Homecide dan Gromloc Records), dan Reggi Kayong Munggaran (Aktivis Sosial).

Perkusi Rumah Bintang, Ifuliar and Friends, pementasan Studi Teater Unisba menjadi sajian penutup Pekan Jurnalistik 2016.

Reporter: Hasna Salma

Redaktur: Ridwan Alawi

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas