
SUAKAONLINE.COM – Senat Mahasiswa Fakultas (Sema-F) Tarbiyah dan Keguruan melaksanakan Musyawarah tingkat Tinggi (Musti) pada Minggu (24/8/2020) dan Rabu (26/8/2020) yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Google Meet. Namun Musti tersebut belum rampung, disebabkan dengan adanya lima jurusan yang walk out dari forum. Lima jurusan tersebut terdiri dari Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Bahasa Inggris dan Manajemen Pendidikan Islam.
Keluarnya lima jurusan dari forum Musti berasal dari rasa kekecewaan atas keputusan-keputusan yang diambil oleh Sema-F. Keputusan yang diambil oleh Sema-F berkaitan dengan keputusan aturan dasar yang menjadi landasan kegiatan Musti. Sema-F menggunakan Persema No. 1 Tahun 2019. Sedangkan sudah ada Persema No. 1 Tahun 2020 yang sudah disahkan.
Dipakainya Persema No. 1 Tahun 2019, karena Sema-F menganggap bahwa adanya kecacatan administratif pada Persema No. 1 Tahun 2020, akibat adanya tanda tangan ketua Sema FTK yang sudah dinyatakan lulus. Hal tersebut menjadi perdebatan panjang di forum, sampai sidang ditunda selama 2×22 jam untuk dilakukan yudicial review. Namun pihak Sema FTK tetap menyatakan aturan yang dipakai adalah Persema No. 1 Tahun 2019.
Kepala Bidang Pengembangan Aparatur Organisasi (PAO) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Matematika, Ilham Mahendra Halim mengamini perdebatan mengenai aturan dasar yang digunakan. “Di situ kami memperdebatkan pemakaian aturan dasar dari aturan Persema No. 1 tahun 2019 atau Persema No. 1 tahun 2020. Namun pada hari itu kami tidak menemukan keputusan yang konkret. Dilanjutkan yudicial review yang dilakukan pada hari Senin yang dilakukan PAO se-FTk bersama Komisi I Sema tentang keorganisasian,” ungkapnya saat diwawancarai via WhatsApp, Sabtu (29/6/2020).
Rasa kekecewaan dari lima jurusan tersebut muncul lagi setelah keputusan dari Sema-F pada Rabu yang menerima Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dari Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FTK yang dinilai banyak kecacatan dan kesalahan. Kecacatan yang dimaksudkan berkaitan dengan transparansi anggaran, program kerja dan kurangnya dokumentasi dari beberapa kegiatan. Ilham menyatakan bahwa hal tersebut yang mendasari lima jurusan memutuskan walk out dari forum Musti.
“Dari pandangan Himatika sendiri, sejatinya ormawa tingkat fakultas itu menjadi wadah aspirasi bagi mahasiswanya yang di sini itu terwakilkan HMJ/HMPS. Namun lima jurusan yang walk out sangat merasakan itu sangat bertolak belakang, dengan bagaimana ormawa tingkat fakultas itu bersikap. Sehingga kami walk out dan menyatakan gelombang penolakan akan proses Musti 2020 yang tidak dilaksanakan secara aspiratif, tidak transparan dan banyaknya kejanggalan,” ujar Ilham.
Anggota PAO Dema-F, Khairul Saleh juga menyampaikan kejanggalan dari LPJ Dema FTK. Dalam laporan Bendahara Umum, ia menyebutkan bahwa tidak adanya transparansi yang jelas. “Saya pun akan lebih percaya jika ada bukti yang terperinci pengeluaran dan pembelian yang memang ada buktinya. Namanya LPJ-an itu sesuai data dan fakta, ketika program kerjanya terlaksana dengan tuntas berarti 100%. Tapi ketika tidak tuntas harus dipresentasikan, sedangkan mempresentasikan kegiatan demi kegiatan tidak sesuai data, tidak sesuai fakta,” bebernya.
Khairul mengatakan banyak dokumentasi-dokumentasi kegiatan yang kurang sehingga terlihat kegiatan yang dilakukan tidak berjalan maksimal. Pihak Dema menurutnya pun tidak aspiratif menanggapi HMJ/HMPS. “Dan yang paling menonjol memang LPJ-nya seharusnya tidak diterima, tapi aneh dari senator malah menerima LPJ Dema. Ya logikanya revisian aja gitu, ketika pengen lulus, ya harus merevisi dulu skripsinya,” tambahnya.
Sekretaris Komisi I Sema-F, Yuran Ramadhan, menyatakan tanggapannya terhadap walk out-nya lima jurusan saat Musti. “Tanggapan saya sebagai presidium dua yang memimpin sidang pada saat itu dan sebagai senat mahasiswa, tentu menyayangkan lima jurusan yang walk out tersebut. Saya rasa tindakan mereka walk out, karena merasa aspirasinya sudah tidak didengarkan lagi,“ ungkapnya saat diwawancarai via WhatsApp.
Tindakan yang diambil oleh pihak Sema-F terhadap lima jurusan yang walk out yaitu melakukan mediasi, menjelaskan keputusan yang diambil selama Musti. Namun lima jurusan tersebut tetap walk out karena sudah terlalu kecewa terhadap keputusan yang diambil Sema-F. Terkait permintaan dari lima jurusan yang walk out, Yuran menjelaskan bahwa lima jurusan tersebut menginginkan adanya perbaikan LPJ dari Dema-FTK.
“Yang saya simpulkan mereka ingin LPJ dari Dema-F itu secara menyeluruh, lengkap, transparan dan secara tuntas, sehingga LPJ-nya dapat mereka terima. Dan juga bukan LPJ saja yang mereka inginkan, yang saya tangkap, mereka ingin Musti itu berjalan secara lancar dan aspiratif.” Tutupnya.
Reporter: Fauzan Nugraha/Suaka
Redaktur: Awla Rajul/Suaka