SUAKAONLINE.COM –Tim debat Lembaga Kajian dan Debat Mahasiswa (LKDM) Ilmu Hukum UIN SGD Bandung berhasil meraih juara satu setelah mengalahkan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH-UI) dalam lomba Jawara Debate Competition 2019 tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Tirtayasa Lawa Debate Community (De’Recht) Fakultas Hukum Universitas Agung Tirtayasa di Banten, Minggu (17/11/2019).
Tim tersebut terdiri dari tiga orang, Ketua Tim, Dian Sunardi, Aziz Malik dan Izzara Aufa. Dian mendapatkan penghargaan sebagai Best Speaker pada kompetisi itu. Dian sangat bersyukur atas pencapaiannya, karena kerja keras tim-nya terbayarkan serta prestasi ini untuk memicu dua delagasi lainnya yang masih semseter tiga dan lima agar bisa berkambang lebih baik lagi.
Mahasiswa Ilmu Hukum semester tujuh ini mengatakan bahwa prestasi yang diraih adalah buah dari penantiannya. Karena sebelumnya pernah ikut debat di Dipenogoro Law Fair di Semarang namun terhenti sampai semi final. “Alhamdulillah saat ini masuk ke final dan langsung ketemu FH UI,” kata Dian.
Persiapan mental dan materi yang sangat matang karena akan melawan lawan yang bukan rahasia umum lagi tentang kemampuannya. Saat pelaksanaan debat suasana tegang menyelimuti timnya, hening hanya ada suara membidas dan meperkuat argumen. Suasana itu timbul karena basis pengetahuan tim satu dengan yang lainnya dibenturkan. Sampai akhir perdebatan mereka merasa lega, karena ini yang terbaik yang sudah mereka.
“Diberi anugrah lain yang memang impian saya juga, menjadi best speaker. Ini tidak terlepas dari dukungan orang tua, dosen pembimbing, senior dan teman-teman , yang dari awal-awal selalu support. Setidaknya bagi saya pribadi ingin memberikan penutupan terindah untuk lembaga,”kata Dian di Gedung LC, Selasa (19/11/19).
Menurutnya Mahasiswa UIN SGD Bandung banyak yang berprestasi dan mampu bersaing. “Kedalaman ilmu Tuhan itu ga bisa diukur, ini hanya secuil keberkahan yang didapatkan. Kita harus terus mengasah diri dan haus akan ilmu pengetahuan maka insyallah ruang terbuka yang disediakan Allah akan terbuka satu persatu keberkahannya,” tambahnya.
Menurut Staf Jurusan sekaligus pendamping tim debat, Dian Rahmat Gumelar merasa bangga atas prestasi itu. Ia mengatakan bahwa mereka layak mendapatkannya karena melihat perjuangan dan prosesnya yang totalitas dalam mempersiapkan medan debat dan hasilnya tidak mengingkari prosesnya itu.
Ia menilai Dian bisa menjadi pemenang Best Speaker karena tenang dalam memberikan argumen. Kemudian ketika ada bidasan dan sanggahan dari lawan ia bisa menjawab dengan lugas dan tegas. Berbeda dengan speaker lain yang terkadang fokus pada narasi yang sudah disusun dan ketika ada pertanyaan selalu diacuhkan, Dian menjawab dahulu lalu melanjutkan bangunan narasinya kata pedampingnya itu.
Kalahnya FH UI sesuai catatan yang didapat dari dewan juri salahsatunya yaitu tidak menampilkan solusi. Mereka fokus dengan mosi penghapusan pidana mati khususnya untuk melindungi Hak Asasi Manusia (HAM). Sedangkan UIN SGD Bandung selalu menjawab dengan menawarkan solusi khas dengan kaidah ushul fiqih dan fiqih.
“ Mereka tidak memberikan solusi pidana seperti apa yang mampu menimbulkan efek jera, berbeda dengan kita yang jawabannya secara komprehensif dan detail. Ciri khas kita yang menjadi penilaian juri yaitu bisa menampilkan kekhasan dari UIN, memaparkan berbagai kaidah ushul fiqih dan fiqih,” ucap Dian Rahmat di Gedung FSH, Selasa, (19/11/2019).
Reporter : Sani Muhammad
Redaktur : Lia Kamilah