Grafis

Menggali Solusi Krisis Petani Milenial di Indonesia

 

SUAKAONLINE.COM, Infografis – Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penyangga perekonomian di Indonesia. Sehingga petani sebagai sumber daya manusia (SDM) pertanian mempunyai peranan penting untuk dapat profesional, mandiri, dan berdaya saing dalam perekonomian nasional. Namun dalam tata kelola pengembangan SDM pada sektor pertanian, muncul permasalahan serius, yaitu berkurangnya jumlah petani muda dari tahun ke tahun dan semakin meningkatnya jumlah petani berusia tua (fenomena Aging Farming).

Hal ini diperkuat dari data Sensus Pertanian Badan Pusat Statistik selama tiga dekade, yaitu dari tahun 1993 sampai 2003, 2003 sampai 2013, dan 2013 sampai 2023 menunjukkan adanya pergeseran, baik secara absolut maupun relatif. Jumlah petani berusia muda mengalami penurunan yang cukup signifikan, sementara petani berumur tua mengalami peningkatan. Tentu saja hal ini merupakan sebuah ironi jika melihat Indonesia sebagai negara agraris, namun penduduk  generasi mudanya tidak berminat menjadi petani bahkan tertarik bekerja di sektor pertanian.

Jika ditelaah lebih lanjut, penurunan jumlah petani muda erat kaitannya dengan sempitnya luas penguasaan lahan pertanian serta persepsi umum terhadap sektor pertanian yang kurang bergengsi dan kurang memberikan pendapatan yang baik. Hal ini sejalan dengan jurnal Sri Hery Susilowati yang berjudul Fenomena Penuaan Petani Dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda Serta Implikasinya Bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian.

Dalam jurnalnya dijelaskan bahwa sektor pertanian bagi generasi muda sering kali dipersepsikan sebatas kegiatan On Farm (budidaya) yang kurang menarik. Di mana pelaku harus bekerja di bawah terik matahari dan kotor dengan sumber daya lahan terbatas. Padahal pertanian harus dilihat sebagai Off Farm (pasca panen) yang mencakup agribisnis secara luas hingga kegiatan pertanian hulu sampai hilir, termasuk jasa penunjangnya.

Oleh karena itu,  perlu dilakukan strategi untuk mengubah persepsi generasi muda bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menarik dan menjanjikan jika ditunjang dengan diadakannya pelatihan dan pemberdayaan petani muda. Sejalan dengan upaya tersebut juga diperlukan pemberian insentif khusus kepada petani muda. Baik itu dari segi pembantuan permodalan, kemudahan persyaratan untuk memperoleh kredit, menjembatani debitur petani muda melalui pihak ketiga sebagai avails, ataupun kemudahan dan penyederhanaan perizinan yang diperlukan di sektor agroindustri hulu maupun hilir.

Strategi lain yang harus didorong adalah pengembangan agroindustri dan inovasi teknologi. Untuk usahanya sendiri adalah melakukan kegiatan urban farming yang mengembangkan budi daya tanaman di perkotaan. Usaha ini dapat dilakukan melalui inovasi budi daya model taman dinding, budi daya dalam pot, budi daya sistem vertikal, hidroponik, dan aquaponik. Usaha lainnya adalah dengan mengembangkan pertanian modern atau Smart Farming yakni sistem pertanian terintegrasi dan berbasis teknologi digital. Namun sayangnya jumlah petani muda yang melakukannya masih terbatas.

Dari data sensus pertanian tahun 2023 tahap 1 sendiri, petani generasi milenial dan generasi Z yang mengembangkan hal ini sebagian besar ada di wilayah Jawa Barat. Hal ini tampaknya disokong dari Program Petani Milenial Jabar yang mana program ini mengembangkan wirausaha tani yang melibatkan petani-petani muda. Tujuannya utamanya sendiri adalah memulihkan perekonomian masyarakat di bidang pertanian dan menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di bidang usaha pertanian di kalangan generasi muda (milenial).

Pada akhirnya, krisis petani milenial di Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih dan keberpihakan pemerintah kepada petani muda. Inovasi-inovasi pertanian yang beriringan dengan teknologi digital pun mesti gencar dilakukan di zaman yang serba modern. Hal ini agar bisnis dalam bidang pertanian menjadi lebih mudah dijalankan, lebih efisien, cepat berkembang, dan jangkauan pasar lebih luas.

 

Sumber : bps.go,id, Jurnal Sri Hery Susilowati/2016, petanimilenial.jabarprov.go.id

Peneliti : Nurhasanah/Suaka

Redaktur: Wulan Exrianissa/ Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas