Lintas Kampus

Mural, Musik dan Pesan dalam Bandung Protest Global Arts Solidarity

Anak-anak sedang mewarnai mural bertema Palestina sebagai bentuk partisipasi dalam acara bertajuk “Bandung Protest Global Arts Solidarity” di Gg. Lio Genteng II, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Senin, (7/10/2024). Acara ini melibatkan masyarakat Lio Genteng terutama anak-anak yang menampilkan berbagai macam seni. (Foto: Mujahidah Aqilah/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Warga Lio Genteng memperingati peristiwa 76 tahun Genosida dalam tajuk “Bandung Protest Global Arts Solidarity” di Gg. Lio Genteng II, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (7/10/2024). Acara ini merupakan kegiatan penampilan berbagai macam seni bertema Palestina sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina.

Penampilan seni tersebut meliputi penampilan paduan suara, pantomim, seni tari, seni musik dan seni lukis dalam bentuk mural, dalam hal ini yang paling banyak terlibat ialah anak-anak. Koordinator pelaksana, Sandi Syarif mengatakan acara ini memanfaatkan fasilitas yang memadai untuk terealisasikannya acara ini.

“Kebetulan kita punya tembok dan anak-anak, serta warga yang turut berpartisipasi dalam 3 hari acara ini. Karena mungkin masyarakat pasti tidak mau untuk demo atau aksi di jalan, jadi kami memanfaatkan fasilitas yang ada, menunjukkan simbol solidaritas untuk Palestina dari wilayah sini,” ujarnya saat diwawancara, Senin, (7/10/2024).

Sandi mengatakan harapan dilaksanakannya acara ini, ia berharap kegiatan yang ia dan teman-teman lakukan sedikitnya dapat membantu dan menyuarakan untuk kemerdekaan Palestina. “Terdapat nilai yang tanpa kita sadari, anak-anak itu tahu bahwa Palestina sedang tertindas. Mereka menulis ‘free-free Palestine!’, ‘stop genocide’, dan ada pula yang menggambar bendera Palestina,” tambahnya.

Salah satu warga Kec. Astanaanyar, Laella Siti Nur Hasanah turut mengapresiasi kegiatan solidaritas untuk Palestina yang turut melibatkan warga Lio Genteng dengan rangkaian acara yang cocok untuk masyarakat dan anak-anak. “Sangat-sangat mengapresiasi orang-orang yang menggerakkan masyarakat apalagi anak-anak untuk dapat peduli kepada saudara kita yang ada di Palestina,” ujarnya, Senin, (7/10/2024).

Ia berharap dengan adanya acara ini agar masyarakat terutama anak-anak selalu dapat menanamkan rasa simpatinya dan senantiasa mendoakan mereka agar selalu dalam lindungan Tuhan. “Dengan adanya kegiatan pada hari ini mudah-mudahan banyak masyarakat yang mulai terbuka matanya untuk melihat secara serius bahwa genosida ini bukanlah sebuah hal yang kecil dan terus bersama-sama untuk mendukung mereka,” tambahnya.

Selaras dengan Laella, Salah satu partisipan kegiatan yang berasal dari Australia, Dana turut menanggapi terkait isu genosida yang dialami Palestina. Ia mengatakan genosida yang dialami warga Palestina merupakan peristiwa genosida yang sudah sangat lama yang masih terjadi hingga hari ini. Ia juga menanggapi terkait pemerintah yang tak kunjung memberhentikan perilaku genosida yang dilakukan Israel.

“Saya merasa kasihan, di sana tidak ada makanan, minuman, itu hal yang menakutkan, kenapa pemerintah tidak ada yang menghentikan. Saya harap warga Palestina dapat merasakan kehidupan yang tenang dan bebas, kebutuhan mereka semuanya terpenuhi. Hal itu menimbulkan trauma yang berat bagi mereka, mereka harus mendapatkan pemulihan,” ungkapnya pada Suaka, Senin, (7/10/2024).

 

Reporter: Mujahidah Aqilah/Suaka

Redaktur: Zidny Ilma/Suaka

 

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas