
Mahasiswa baru UIN SGD Bandung saat mengikuti pelaksanaa Orientasi Pengenalan Akademik (Opak) akhir Agustus lalu, di Gazeboo Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Salah satu kegiatannya yakni sesi mentoring dari panitia kepada mahasiswa baru. (Foto: Dede Lukman Hakim)
SUAKAONLINE.COM– Mendengar kata Ospek atau Orientasi Pengenalan Akademik, mungkin sudah tidak asing lagi,terutama bagi mahasiswa baru.Ospek merupakan ajang pengenalan yang tepat untuk lebih mengenal seputar dunia kampusnya.
Ada beragam aktivitas dan cara yang dilakukan oleh setiap kampus dalam pelaksanaan Ospek. Di UIN SGD Bandung sendiri, ada tiga tahapan Ospek. Yaknidi tingkat universitas, fakultas, dan jurusan.
Namun, bukan digunakan sebagai ajang pengenalan, Ospek terkadang disalahartikan sebagi ajang perpeloncoan, kekerasan dan sejenisnya. Efeknya, tentu membuat mahasiswa baru menjadi enggan mengikuti Ospek. Hal itu tentu bisa menjadi budaya yang mengakar pada Ospek-ospek beriktunya.
Beberapa pihak beranggapan bahwa kegiatan Ospek perlu dilakukan. Terutama untuk pengenalan lebih dalam tentang jurusan. Seperti yang dijelaskan Hasan Basri, Wakil Dekan bidang Kemahasiswa, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
“Ospek tidak memiliki hukum fikih, sunah atau wajib. Ospek penting diikuti sebagai bentuk pelatihan kepemimpinan dasar bagi mahasiswa nantinya,” katanya kepada Suaka, Rabu (2/10/2014)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ani. Ketua Panitia Ospek di Jurusan Psikologi UIN SGD Bandung ini beranggapan bahwa Ospek merupakan kegiatan pengenalan jurusan secara mendalam, setiap fakultas memiliki nama besar yang harus diperkenalkan kepada mahasiswa baru.
”Secara prosedur, ospek ini adalah syarat untuk sidang munaqosah (Bagi UIN SGD Bandung –red), memang sebaiknya diikuti selain syarat itu juga menambah pengalaman mahasiswa baru,” ujarnya.
Kegiatan ospek disetiap jurusan di Kampus UIN Bandung memang berbeda. Biasanya kegiatan awal ospek diawali dengan pemberian materi di dalam kampus, lalu dilanjutkan dengan kegiatan di luar kampus.
Sebagai sebuah institusi pendidikan, kampus tentunya mesti menyelenggarakan sebuah kegiatan yang sifatnya membangun karakter dan wawasan intelektual mahasiswanya. Bukan justru sebaliknya. Bagaimanapun bentuk Ospek-nya, para mahasiswa baru berharap ospek dilakukan sebaik mungkin sesuai dengan prosedurnya.
“Saya sebagai mahasiswa baru tidak setuju jika dalam ospek ada perpeloncoan yang berlebihan. Ospek itu pengenalan, kita berada dalam lingkungan civitas akademik. Sebaiknya diberikan materi yang lebih mendalam mengenai jurusan agar kami bisa lebih tahu, bukan takut mengikuti ospeknya,” kata Azhari, mahasiswa baru Jurusan Teknik Informatika.
Reporter : Restia Aidila Joneva
Redaktur : Adi Permana