Kampusiana

Aksi Kamisan 51: Hapuskan Budaya Militer Dalam Ospek Mahasiswa

Aksi Kamisan UIN SGD Bandung menggelar aksi ke-51 bertajuk “Tolak Senioritas dan Hapus Budaya Militeristik di Kampus” di Tugu Kujang UIN SGD Bandung, Kamis ( 04/11/2021). (Foto: Yopi Muharam)

SUAKAONLINE.COM – Aksi Kamisan UIN SGD Bandung menggelar aksi ke-51 bertajuk “Tolak Senioritas dan Hapus Budaya Militeristik di Kampus” di Tugu Kujang UIN SGD Bandung, Kamis ( 04/11/2021). Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap praktek kegiatan ospek mahasiswa baru yang dilakukan dengan budaya peloncoan dan militeristik oleh beberapa lembaga kampus.

Dalam selembaran narasinya aksi kali ini menyebutkan ada unsur-unsur feodal dalam kampus seperti senioritas yang mengakar sejak zaman orba. Hal ini didalihkan dengan pernyataan agar selalu menghormati yang tua dan menjaga sopan santun. Padahal untuk menjaga sopan santun dan saling menghormati seharusnya kepada setiap manusia.

Tujuan dari ospek menggunakan budaya ini adalah agar mahasiswa memiliki mental yang kuat serta nalar yang berkembang. Padahal tidak perlu secara budaya militeristik, bisa lebih baik dalam mengasah mental dan nalar. Seharusnya Pendidikan dalam universitas lebih mengedepankan intelektualitasnya, bukan ospek yang menjunjung tinggi senioritas.

Salah satu orator Rizal Kate menyerukan untuk memberkan perlawanan atas tindak kekerasan di lingkup mahasiswa. “Teman-teman tidak perlu takut dan iba. Teman-teman harus memberikan perlawanan dengan batasan. Bukan lagi berbicara perlawanan dengan kekuatan. Pendidikan yang menjadi prioritas nomor satu bagi mahasiswa baru, bukan feodalistik ataupun militeristik,” tegasnya, Kamis (04/11/2021) sore.

Salah satu aktivis Aksi Kamisan UIN SGD Bandung James menambahkan bahwa budaya militeristik dalam ospek mahasiswa sangat tidak rasional. Budaya militeristik ini ditekankan dalam regulasi ospek. Menurutnya tidak ada landasan kejelasan tentang penerapan budaya militeristik dikampus dengan kegiatan belajar mengajar seorang mahasiswa.

Adapun tujuan dari aksi damai ini adalah mensuarakan  permasalahan mahasiswa. Selain itu, dengan adanya Aksi Kamisan ke-51 James berharap bahwa budaya militeristik serta peloncoan oleh senior di kampus dapat dihilangkan.

Mahasiswi jurusan Ilmu Politik sekaligus masa aksi Novi menanggapi aksi ini merupakan  respon mengenai budaya militeristik dan perpeloncoan di kampus. Setelah beberapa waktu sebelumnya ramai berita mengenai budaya militeristik dan perpeloncoan di salah satu kampus.

Ia berpendapat setiap orang harus sadar menjaga ruang aman bagi setiap mahasiswa. “Karena ruang aman itu penting. Jangan sampe setiap ospek ada suatu kekerasan dan sebagainya. Karena kan kita di sini untuk belajar, bukan untuk dapet perpeloncoan dari senior,” tutupnya.    

Reporter         : Chamid Nur Muhajir

Redaktur        : Fuad Mutashim

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas