Lintas Kampus

Pasar Gratisan: Bentuk Protes terhadap Kapitalisme dan Negara

Sejumlah masyarakat antusias mengambil pakaian gratis yang disediakan oleh gabungan komunitas kolektif dalam acara Pasar Gratisan di Taman Kreatif Joglo, Cianjur, Minggu (28/8/2020).(Aldy Khaerul Fikri/Suaka)

SUAKAONLINE.COM –  Dengan berlandaskan gerakan solidaritas, gabungan komunitas kolektif mengadakan acara Pasar Gratisan di Taman Kreatif Joglo, Cianjur, Minggu (23/8/2020). Konsep Pasar Gratisan ini mengusung satu hari tanpa uang. Semua barang dan kebutuhan rumah tangga seperti pakaian, makanan, minuman dan fasilitas yang tersedia di Pasar Gratisan ini disediakan secara gratis untuk masyarakat dan siapa saja yang datang pada acara tersebut.

Salah satu inisiator Pasar Gratisan, Wawan menerangkan bahwa Pasar Gratisan ini bukan acara charity tetapi bentuk protes terhadap kapitalisme dan negara.“ Dengan mengusung satu hati tanpa uang, Pasar Gratisan ini bukan acara charity tetapi bentuk protes terhadap kapitalisme dan negara terutama ada wacana-wacana pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law yang merugikan rakyat,” ungkapnya, Minggu (23/8/2020).

Tak hanya itu, Wawan menjelaskan munculnya ide membuat Pasar Gratis ini dikarenakan keresahan masing-masing individu dalam kolektif sendiri. Gabungan komunitas kolektif ini merasa kurangnya pelayanan pemerintah terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat tentang krisis ekonomi dan buruh yang di Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

“Iya ini dikarenakan keresahan masing-masing dari kita di kolektif, pemerintah sebagai pelayan publik kemana aja selama pandemi? . Sekarang lagi krisis ekonomi banyak buruh yang di PHK dan merasa susah, untuk itu kita membuat Pasar Gratisan untuk membantu keberlangsungan hidup bersama,” imbuhnya.

Pasar Gratisan ini dimulai dari pagi sampai malam hari. Barang dan fasilitas yang dihadirkan antara lain, pakaian gratis, sablon gratis, makanan gratis, tembakau gratis, kopi gratis, dan sayuran gratis. Kemudian kegiatan lain seperti pameran foto, kolase,  penampilan live musik dan live mural hingga seniman pun gratis tidak ada yang dibayar.

Menurut peserta yang terlibat dalam Pasar Gratisan, Fajar Nur Ichsan mengungkapkan acara ini bukan hanya bentuk protes tetapi sebagai wadah komunitas untuk menghidupkan ruang-ruang publik, dan memajukan industri kreatif. “Engga hanya bentuk protes, tapi sebagai wadah komunitas untuk berkarya dan menghidupkan ruang publik serta bisa memajukan indutri kreatif yang ada di Cianjur,” tutur Fajar.

Selanjutnya salah satu pengunjung yang datang ke Pasar Gratisan, Muhammad Taufik mengatakan Pasar Gratisan ini bisa menumbuhkan solidaritas antar komunitas dan bisa membantu rakyat yang sedang membutuhkan. Ia berharap Pasar Gratisan ini dilaksanakan secara rutin dan informasinya bisa menyebar secara luas agar banyak masyarakat bisa terbantu.

Pada akhir acaranya, seluruh komunitas kolektif yang bergabung pada acara Pasar Gratisan berharap acara ini bisa dengan rutin dilaksanakan dan menyadarkan betapa pentingnya solidaritas. Dengan pembacaan puisi berjudul Sajak Sebatang Lisong karya WS. Rendra dan nonton bareng film Factory Asia karya Grimloc Record, Pasar Gratisan ini pun berakhir.

Reporter: Aldy Khaerul Fikri

Redaktur: Hasna Fajriah

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas