Lintas Kampus

Mengenang Para Pelopor Sastra, DKKB Gelar Pesta Sastra Bandung 2022

Grup Caparuni menampilkan musikalisasi puisi berjudul Ketika Gelap Aku Bertanya karya Remy Sylado pada acara Pesta Sastra Bandung, di Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi, Senin (10/10/2022). (Foto: Fauqi Muhtaromun/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Dewan Kesenian Kota Bandung (DKKB) beserta  Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Bandung menggelar Pesta Sastra Bandung pada Senin, (10/10/2022) di Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi, Kota Bandung. Acara yang digelar dari tanggal 7-14 Oktober 2022 ini dimeriahkan dengan pameran sastra, pertunjukan seni, musikalisasi puisi, diskusi buku, hingga orasi seni.

Promotor acara, Ari Adipurwawidjana, mengungkapkan Pesta Sastra Bandung merupakan bentuk penghormatan bagi para pelopor sastra Bandung. Berlangsung selama sepekan, Pesta Sastra Bandung menyajikan karya para penulis senior dalam bentuk visual serta respon terhadap karya-karya tersebut dalam tulisan maupun penampilan.

“Tujuan dari Pesta Sastra Bandung ini salah satunya untuk merespon karya-karya seniman dan sastrawan senior yang pernah di Bandung, atau memang yang berasal dari Bandung, atau yang memang menghabiskan sebagian besar karirnya di Bandung,” ungkapnya dalam sambutan, Senin (10/10/2022).

Selain itu, Ari menjelaskan diadakannya Pesta Sastra Bandung tidak lain dari kegelisahan seniman sastra yang mulai kehilangan tunas mudanya. “Tahu Abdul Moeis kan ya? Dia kan dari Bandung, Remy Sylado dari Bandung, Sutardji pernah di Bandung, banyak tokoh sastra dari Bandung. Terus akhir-akhir ini siapa? Bukan kamu,” lanjutnya kepada Suaka.

Pesta Sastra Bandung mendapat apresiasi positif dari Ketua DKKB, Rahmat Jabaril dengan menamai pajangan karya sebagai Benteng Sastra. Ari kemudian berharap acara seperti ini memunculkan festival-festival sastra lain, seperti di bulan Desember akan digelar Art Braga yang digerakkan oleh warga Braga sendiri.

Di lain sisi, empat seniman muda Bandung yang tergabung dalam grup Caparuni unjuk gigi di sela rangkaian acara. Grup yang baru terbentuk pada 1 Oktober 2022 tersebut mempertunjukkan musikalisasi puisi berjudul Ketika Gelap Aku Bertanya karya Remy Sylado dengan iringan melodi klarinet dan gitar.

Suinah, sang vokalis menuturkan bahwa Caparuni dibentuk atas dasar ketidaksengajaan. “Kita lagi pameran di Goethe-Institut, terus duduk di parkirannya tuh, terus kita nongkrong-nongkrong, nyanyi-nyanyi, terus bikin grup. Kemarin pas karya kita, Pak Ari dateng, jadi ini adalah timbal balik karena dia sudah bantu kita kemarin,” tuturnya pada Suaka, Senin (10/10/2022).

Lebih lanjut, Fatah, gitaris Caparuni berharap event sastra di Bandung tidak berhenti di Pesta Sastra Bandung saja. “Harapannya makin marak aja kegiatan-kegiatan seperti ini di Bandung ya, khususnya. Jadi kita bisa diajak juga tampil nanti. Kita mungkin nanti bikin acara besar ngundang semua seniman Bandung,” tutupnya.

Reporter : Anisa Hanifah/Suaka

Redaktur : Fitri Nur Hidayah/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas