Kampusiana

Peneliti UIN Bandung Ciptakan Prototipe VeNu-1

Peneliti UIN SGD Bandung Mada Sanjaya dan seorang alumni pegiat Komunitas Robotika Bolabot memamerkan prototipe VeNu-1 di Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi, Senin (6/4/2020). (Dok. Pribadi)

SUAKAONLINE.COM – Peneliti UIN SGD Bandung dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) bersama alumni pegiat Komunitas Robotika Bolabot dari Jurusan Fisika berinovasi membuat prototype ventilator darurat, di Laboratorium FST, Senin (6/4/2020). Tim peneliti ini dipimpin oleh Mada Sanjaya dan memberikan nama kepada prototype yaitu VeNu-1 atau Ventilator Nusantara 1. Ventilator merupakan salah satu peralatan kesehatan yang sangat penting dalam perawatan pasien COVID-19.

“Tim peneliti berhasil membangun prototipe Low Cost Ventilator yang dapat digunakan dalam keadaan darurat,” terang Mada Sanjaya di Laboratorium FST. Mada menyampaikan bahwa Ventilator Nusantara ini sudah mulai dirancang sejak akhir Maret lalu. Setelah melakukan penelitian selama beberapa hari akhirnya dihasilkan prototype VeNu-1. “Prototipe Ventilator Digital ini dapat membantu pasien untuk menghirup oksigen, serta dapat mengeluarkan karbondioksida sebagaimana dalam pernafasan normal,” jelasnya.

Mada mengatakan, komponen utama VeNu-1 adalah tabung pompa mekanik, motor servo sebagai penggerak, board mikrokontroler arduino, modul bluetooth, selang, serta masker ventilator. Prototipe VeNu-1 dapat dikontrol penggunaannya melalui smartphone, sehingga bersifat Non-Contact. Prinsip kerja dari prototipe VeNu-1 ini adalah pengontrolan melalui smartphone, operator akan mengirimkan perintah digital berupa pengaturan kecepatan gerak motor servo yang dikontrol oleh chip mikrokontroler arduino.

Gerak motor servo, kata Mada, kemudian menekan pompa mekanik sehingga udara (oksigen) mengalir melalui selang menuju pasien untuk setengah periode. Setengah periode berikutnya, motor servo akan melepas tekanan pada pompa mekanik, sehingga pompa mekanik kembali pada kondisi semula serta menarik karbondioksida dari pasien. “Karena prototipe Ventilator ini bekerja secara periodik dan dapat dikontrol pengiriman oksigen dan penarikan karbondioksida, maka sistem ini dapat membantu pasien untuk dapat bernafas secara normal,” tuturnya.

Mada membeberkan, berbagai komponen dalam membangun VeNu-1 bersifat opensource serta tersedia banyak di pasaran sehingga akan mudah untuk dapat memproduksi dalam jumlah besar dalam kondisi darurat. Untuk membangun sebuah prototipe VeNu-1, Tim UIN SGD Bandung memerlukan belanja komponen sekitar dua juta rupiah, di luar biaya teknis. Sehingga, menurut Mada VeNu-1 termasuk alat dengan biaya rendah, dibandingkan dengan Ventilator Standar.

Lebih lanjut, prototype VeNu-1 saat ini masih berada dalam posisi pengujian kemampuan tekanan udara serta belum dapat langsung digunakan oleh pasien medis. Prototype VeNu-1 ini masih memerlukan penyempurnaan dan pengujian klinis lebih lanjut. Rencananya, dalam pengujian klinis, peneliti UIN SGD akan bekerjasama dengan salah satu RSUD di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Mada berharap nantinya ventilator ini dapat diproduksi dan dapat digunakan dalam kondisi darurat. “”Penelitian dan pengembangan prototipe VeNu-1 memberikan harapan bahwa ventilator dapat diproduksi, bahkan dapat digunakan meski hanya dalam kondisi darurat saat rumah sakit kekurangan ventilator standard,” ungkapnya.

Penelitian ini telah mendapat sambutan dan dukungan dari jajaran pimpinan kampus UIN SGD Bandung, khususnya Dekan FST, Hasniah Aliah. Hasniah menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan dan menyempurnakan prototype VeNu-1. “UIN SGD berkomitmen untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan karya inovasi ini.” Tutupnya.

Sumber: Humas UIN SGD Bandung

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas