Mekanisme dan Kuota Beasiswa Tahfidz

SUAKAONLINE.COM – UIN SGD Bandung memberikan Beasiswa Tahfidz kepada mahasiswa yang memiliki sejumlah hafalan Al-Qur’an. Beasiswa Tahfidz merupakan beasiswa tahunan yang diberikan oleh Kementrian Agama (Kemenag) kepada mahasiswa di Perguruan Tingi Keagamaan Islam (PTKI). Sejumlah mahasiswa mendaftarkan diri di fakultas masing-masing sejak 25 Oktober -1 November 2019.
Kepala Bagian (Kabag) Kemahasiswaan UIN SGD Bandung, Wawan Gunawan mengatakan, pertahunnya Kemenag memberikan kuota. Wawan kemudian menjelaskan pihaknya membuat rapat terkait beasiswa tahfidz dengan wakil-wakil dekan (Wadek) tiga bagian kemahasiswaan tiap-tiap fakultas. Besaran kuota yang diberikan kepada setiap fakultas pun berbeda-beda, mengikuti jumlah banyaknya mahasiswa di fakultas tersebut.
“Kita disini bagi kuota sesuai dengan mahasiswa yang banyak. Kalau psikologi kebagian dua wajar, karena mahasiswanya sedikit. Tarbiyah kebagian besar wajar karena mahasiswanya banyak. Itu disesuaikan dengan jumlah kuota mahasiswa-mahasiswa yang ada pada fakultas itu sendiri. Setelah itu, kita bikin surat pernyataannya, surat persyaratan dan sebagainya,” ungkapnya ketika ditemui Suaka, Kamis (14/11/2019).
Ia mengatakan, mahasiswa nantinya mendaftarkan kepada Wadek tiga fakultas masing-masing. Karena pihaknya hanya menyerahkan kuota, menerima hasil, lalu diberikan SK, dan dicairkan. Beasiswa diberikan dalam bentuk uang. Nantinya yang akan menindak lanjuti proses penyeleksian adalah Wadek tiga. Wawan juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan jika orang yang sama akan mendapatkan lagi di tahun yang akan datang.
“Kemungkinan bisa. Kita gak tau. Yang jelas kita menyerahkan ke pak Wadek tiga, silahkan koordinasi dengan bagian tahfidz di Wadek tiga.” Tutupnya. Wadek tiga Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dadan Suherdiana menjelaskan, kriteria yang ditetapkan untuk mahasiswa yang akan menerima beasiswa pada fakultasnya. Pada umumnya, ia menjelaskan bahwa kriteria untuk penerima beasiswa tahfidz adalah Tamamul Hifdzi (Kesempurnaan Hafalan) dan Fashahatul Tilawah (Kefasehan Bacaan).
Secara pribadi ia mengungkapkan, keinginannya agar seluruh mahasiswa yang mendaftarkan diri pada beasiswa tahfidz bisa mendapatkan beasiswa. Namun, karena adanya kuota, maka ia harus memilih yang terbaik diantara yang baik-baik. Dadan juga mengaku, jika tiap fakultas memiliki kriteria yang berbeda.
Namun, secara umum yang utama adalah pada aspek kesempurnaan hafalan. Untuk yang mendaftarkan dengan jumlah hafalan 30 juz, 20 juz, sepuluh juz, dan lima juz, ia mengatakan bahwa memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan beasiswa. Kriterianya ditentukan dari minimal dua syarat itu agar sesuai dengan kemampuan.
“Menguji hafalan. Semakin mahasiswa mungkin menyatakan diri dan mutqin, itu kan semakin bagus. Yang pertama hafalan. Yang kedua, juga disamping hafalan, saya kemarin itu juga minta ke tilawahnya. Ada tilawahnya lah. Ma’a tilawah. Kemarin Alhamdulillah ada kriterianya yang kira-kiranya minimal dua itu kemarin yang ditetapkan, tamamul hifdzi dan fashahatul tilawah,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Reporter : Awla Rajul
Redaktur : Lia Kamilah