Kampusiana

Peran Mahasiswa Dalam Mencegah Radikalisme

Letkol Rudy M Ramdhan menerima penghargaan dari ketua jurusan Ilmu Hukum, Utang Rasyidin pasca seminar nasional Anti Radikalisme di Aula fakultas Syariah dan Hukum UIN SGD Bandung, Sabtu (27/2/2016). Melalui seminar ini, mahasiswa diharapkan mengerti lebih dalam tentang radikalisme. (Puji Fauziah/Magang)

SUAKAONLINE.COM – Radikalisme yang saat ini menjadi polemik dinilai sebagai ancaman nyata bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran mahasiswa dinilai sangat penting untuk mencegah penyebaran paham radikalisme. Hal ini disampaikan oleh ketua jurusan Ilmu Hukum, UIN SGD Bandung, Utang Rasyidin dalam Seminar Nasional Anti Radikalisame di Aula Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Sabtu (27/2/2016). Seminar ini merupakan bentuk kepedulian kepada NKRI yang mulai dijamah oleh paham radikalisme.

“Peran mahasiswa sangat penting sebab masyarakat menilai bahwa mahasiswa merupakan Agen of change atau agen perubahan, mahasiswa harus bisa berkontribusi dan mampu memberikan bahan terkait dengan toleransi dan radikalisme,” kata Utang.

Selanjutnya, Utang mengatakan, mahasiswa harus bisa memberikan gagasan-gagasan keilmuan yang merupakan agen perubahan sekaligus generasi penerus bangsa. Maka, penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan yang lebih tentang ilmu agama. Supaya mahasiswa juga bisa membantu mewujudkan kerukunan umat beragama.

Wakil Dekan I bagian Akademik FSH, Ahmad Hasan Ridwan membenarkan pernyataan Utang. Dirinya menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamiin. Islam tidak mengajarkan kekerasan, dan hal ini tercantum dalam Al-Quran. “Islam dengan tegas dan tidak pernah mengajarkan kepada umatnya utnuk melakukan tindakan kekerasan, kalaupun ada mungkin karena faktor interpretasi, jadi memahami agama itu harus integral,” ujar Ahmad.

Selain itu, Ahmad menegaskan bahwa umat islam harus memiliki kesadaran tentang keanekaragaman. Karena dalam realitasnya, indonesia merupakan negara yang memiliki banyak budaya, bahasa dan agama. Dirinya menambahkan, radikalisme bukan hanya disebabkan oleh faktor agama, namun bisa disebabkan oleh faktor pendidikan dan ketidakadilan ekonomi politik. Melalui seminar ini, mahasiswa diharapkan mengerti lebih dalam tentang radikalisme. Sebab, sering kali pelaku radikalisme tidak menyadari dampak dari perbuatannya.

“Mahasiswa harus bisa memberikan kontribusi yang positif bagi aspek ideologi, Islam moderat dan juga tawaran strategi politik. Dengan memahami agama secara universal umat Islam harus memiliki rasa keberagaman dan toleransi dan anti radikalisme. Dan semoga acara ini dapat memberi high impact kepada mahasiswa,” lanjut Ahmad.

Seminar yang dihadiri oleh 150 mahasiswa UIN Bandung ini, juga dihadiri oleh anggota Komisi I DPR-RI, Arif Sudianto, dan Waas Intel Kodam 3 Siliwangi, Letkol Rudy M Ramdhan.

Reporter : Puji Fauziah/Magang

Redaktur : Edi prasetyo

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas