SUAKAONLINE.COM- Siang itu, Kampus Hijau terasa lebih gersang dari biasanya. Sang surya pun dirasa semakin tajam menyinari jagat raya. Pun keramaian di pelataran masjid yang tercipta diantara mahasiswa, entah untuk berlindung dari tabir sang surya atau hanya berbincang-bincang saja. Ditengah keramaian, terlihat sesosok pria berperawakan tinggi putih memakai kemeja hitam pekat sedang duduk dengan santai. Diiringi raut wajah yang teduh, ia selalu mencoba bersikap ramah pada setiap orang yang sedang berlalu lalang disekitar masjid Iqamah UIN SGD Bandung.
Mufti Abqary, itulah nama lengkapnya. mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UIN SGD Bandung yang merupakan putra Makassar ini, berhasil menyisihkan sekitar 3000 pelajar dalam Asia Student Summit 2018 yang diadakan oleh International Global Network (IGN). Acara tersebut akan diselenggarakan pada 8-12 Juli mendatang di Seoul, Korea Selatan dan diikuti oleh 200 pelajar yang berhasil lolos seleksi dari berbagai negera di dunia.
Berbekal berbagai prestasi yang ia raih, seperti juara pertama debat Bahasa Arab PBA UIN SGD Bandung, Mahasiswa Nilai Tertingi Pesantren Bahasa PBA UIN SGD Bandung, Juara 4 Debat Bahasa Arab tingkat Nasional UNIDA Gontor, Delegasi Studi Visit Makkah-Madinah Tim Riset & Litbang Pondok Pesantren YPWI & Kemenag Sulsel, Juara 3 Debat Pendidikan tingkat Nasional DEMA FTK UIN SGD Bandung, Head of International Relation LPB Goes Abroad Singapura ia berhasil lolos.
Namun, ada satu pengalamannya pada masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang membuat ia percaya bahwa pengalaman ini merupakan hal yang sangat berharga dalam proses seleksi kemarin, yaitu ia berhasil mengantarkan Desa Sangiang sebagai desa terbaik dengan sebuah inovasi dibidang pendidikan, dengan menjadikan tujuh pos diubah menjadi sebuah perpustakaan kecil. Pengalaman tersebut menjadi salah satu syarat yang harus di miliki oleh calon peserta Asia Student Summit 2018.
Tak sampai disana, dalam penyeleksian tahap akhir dari sekitar 500 calon peserta, terdapat 200 kursi yang disediakan panitia bagi calon peserta yang mampu mendapatkan sponsor. Dengan kelihaian dan keaktifannya dalam berbagai organisasi, hanya dalam kurun waktu satu minggu ia berhasil mendapatkan sponsor untuk acara Asia Student Summit 2018 tersebut.
“Tapi ada sesi yang membuat banyak orang tereleminasi yaitu sesi mendapatkan sponsor. Jadi sebenarnya biayanya tidak semua di cover panitia, kita harus mendapatkan sponsor. Disitu sebenarnya Asia Student Summit menguji kita biar yang terpilih itu aktivis yang memang punya relasi banyak jadi bener-bener terseleksi. Dari sekitar 500 hanya disediakan 200 peserta untuk yang berhasil mendapatkan sponsor. 31 maret itu sudah terseleksi,” paparnya dengan antusias
Dengan berbagai usaha keras yang ia lakukan, dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan dalam pencarian sponsor, Iapun berhasil mendapat bantuan dari berbagai lembaga dan organisasi, seperti dari Dekan Fakultas Tarbiyah Keguruan dan Rektor UIN SGD Bandung juga dari Kemendikbud dan Kemenpora yang sedang dalam proses pengajuan bantuan dana transportasi.
“Iya Alhamdulillah Dekan ngasih bantuan, tapi karena dana bantuan sosialnya lagi terkendala jadi terbatas gitu jadi 500.000, Rektor juga sama 500.000 kalau di kampus lain contohnya Universitas Airlangga 5.000.000, ya Alhamdulillah cuman beda jumlah angka nolnya saja ya dan selama ini pun belum pernah keluar uang pribadi juga,” ungkapnya dengan jelas
Agenda Acara Asia Student Summit 2018
Acara rutin tahunan ini akan diselenggarakan selama lima hari dengan mengusung tema “Encouraging Talented Young Leaders for a Better Development of The Country”. Adapun Asia Student Summit 2018 ini memiliki lima point tujuan. Pertama, untuk memahami sistem belajar di Korea yang menjadi ikon terbaik didunia. Kedua, mempelajari bagaimana perusahaan-perusahaan di Korea berperan besar dalam memberi edukasi ke masyarakat dalam teknologi atau terintegrasi dengan lembaga pendidikan.
Ketiga, pembuatan esai tentang pendidikan di Korea, budaya bekerja dan membandingkannya dengan negaranya masing-masing. Tujuan keempat adalah memahami dengan baik tentang masyarakat Korea. Terakhir, mempresentasikan tentang pengalaman peserta dalam inovasi dibidang pendidikan dan mengkomparasikannya dengan pengalaman yang didapat selama di Korea.
Selain mengunjungi Universitas Kyunghee dan Seoul National University yang menjadi kampus paling terkemuka dan bergengsi di Seoul, Mufty memaparkan bahwa seluruh peserta akan mengunjungi KBS, salah satu stasion televisi terkemuka di Korea, mengadakan seminar dengan pemateri luar biasa, juga mengunjungi Samsung D’light dan bangunan-bangunan bersejarah lainnya di Korea. Diakhir acara akan ada sebuah pertunjukan dari seluruh peserta dengan memakai pakaian adat masing-masing daerah dan negaranya.
Reporter : Resa Mutoharoh
Redaktur : Muhamad Emiriza