Kampusiana

Warga Bentrok dengan Suporter Jurnalistik, Kapolsek Lakukan Pengamanan

Ketua Himpuan Mahasiswa Jurnalistik, Halim Algiyas menandatangani Surat Pernyataan damai terkait aksi ricuh antara warga dengan Mahasiswa Jurnalistik, di Gedung Student Center, Kamis (3/5/2017). (Puji Fauziah/ SUAKA)

Suasana hening di kampus hijau seketika ramai dengan bunyi klakson oleh sekelompok mahasiswa yang sedang merayakan kemenangan atas pertandingan Liga Sepak Bola Antar Jurusan (LSM-AJ) 2018 di Lapangan Sepak Bola kampus 2 UIN SGD Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kamis (3/5/2017). Bunyi klakson tiba-tiba berubah menjadi sebuah kericuhan, warga dan satpam berdatangan menuju Gedung Student Center (SC).

Para warga dan satpam yang berdatangan ke Gedung SC meneriaki mahasiswa Jurnalistik yang menurut warga adalah dalang dari kericuhan tersebut. Melihat kondisi seperti itu, suporter jurusan Jurnalistik yang berada di depan Gedung SC lari berpencar mencari tempat berlindung.

Beberapa suporter Jurnalistik berlarian, dan ada beberapa yang masuk ke dalam asrama putri, warga langsung memaksa masuk untuk memeriksa asrama tersebut, namun dihalau oleh beberapa satpam dan pintu asrama ditutup. Sempat reda, dan warga meminta mahasiswa Jurnalistik yang berada di dalam Gedung SC untuk keluar menemui warga.

Atas kejadian tersebut, pihak kampus dan pihak kepolisian datang untuk melakukan mediasi. Selama proses mediasi berlangsung, pihak kepolisian menjemput beberapa mahasiswa Jurnalistik yang berada di dalam asrama putri. Selepas itu, para mahasiswa dikumpulkan di kantor staf pengelola Gedung SC bersama dengan warga, pihak kampus dan juga pihak kepolisian untuk melakukan mediasi atas kericuhan yang timbul.

Dari hasil mediasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan warga yang didampingi oleh pihak kampus dan kepolisian menghasilkan surat pernyataan bersama antara mahasiswa UIN SGD Bandung dengan warga RW 09 kelurahan Cipadung, yang ditandatangani oleh pihak kesatu adalah Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Juranlistik, Halim Algiyas, pihak kedua, Ketua RW 09 Kelurahan Cipadung, Eman, dan Ketua KNPI Kecamatan Cibiru, Yayan Kurnia, dan pihak ketiga, Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dadan Suherdiana.

Atas kejadian tersebut, menurut Kapolsek Panyileukan Kompol Herbas Sudewo menyampaikan kepada pihak mahasiswa, Wakil Dekan III, kepala biro, ketua RW, dan ketua pemuda KNPI agar menyelesaikan permasalahan tersebut secara musyawarah mufakat. “Apabila surat pernyataan ini dilanggar oleh masing-masing pihak, maka akan dituntut sesuai prosedur hukum yang berlaku,” ungkap Dewo saat melakukan mediasi di ruang staf SC, Kamis (3/5/2018).

Selain itu juga, menurut Ketua KNPI kecamatan Cibiru, Yayan Kurnia mengatakan, mahasiswa yang memicu keributan bertemu dengan pengurus RW dan KNPI. “Unntuk meminta maaf dan mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ucap Yayan.

Menurut Yayan, sebagai salah satu saksi memaparkan, kejadian tersebut bermula ketika para suporter Jurnalistik melontarkan kata-kata tidak pantas kepada satpam dan bernada menantang. “si mahasiswa ini tau bahwa satpam itu orang sini, karena satpam menyatakan bahwa saya orang sini . terus kata mahasiswa, aing teu sieuneun, sok datangkeun wargana,” ujar Yayan.

Berbeda dengan saksi dari mahasiswa Jurnalistik yang tidak mau disebutkan namanya, dirinya mengungkapkan, kericuhan bermula ketika mahasiswa melakukan konvoi atas kemenangan mereka dalam pertandingan sepak bola, dirinya mengaku bahwa suporter Jurnalistik yang tengah melakukan konvoi  melawan arus jalan. “Kita dicegat satpam, pas kita puter arah, bendera jurnal diambil oleh salah satu satpam, ‘ini apaan nih’ kata satpam, terus di situ anak jurnal ngejar satpam, dan satpam itu nonjok anak jurnal tersebut,” ungkapnya.

Selanjutnya, Sudewo memastikan akan melakukan patroli di sekitar kampus pasca kejadian bentrok tersebut, guna mencegah bentrokan terulang. Lebih lanjut dirinya juga mengatakan, karena sudah melakukan musyawarah, nanti ada semacam saksi mau dikumpulin mahasiswa jurusan jurnalistik, dan akan mengundang RW. Dan sudah melakukan evakuasi terhadap mahasiswa. “Takut masih ada warga yang dendam,” pungkasnya.

 

Reporter : Puji Fauziah

Redaktur : Muhamad Emiriza

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas