SUAKAONLINE.COM – Bagi penikmat kopi, tidak ada kenikmatan kedua setelah seruput pertama di cangkir selain berbincang dengan kawan. Minum kopi sambil ngobrol santai atau diskusi memang jadi kegiatan favorit kaula muda sekarang. Belum lagi, tren nongkrong di coffee shop sedang happening nih.
Coffee shop jadi salah satu destinasi para kaum urban. Kopi selalu punya daya tarik yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahwa kini meski kopi dianggap sebagagi gaya hidup, bagaimanapun juga kopi punya pemaknaan yang luas bagi siapa saja yang meneguknya.
Bila diperhatikan, rutinitas mainstream hampir semua coffee shop tak jauh berbeda satu sama lain. Saat pengunjung datang, melihat daftar menu, lalu sampaikan kopi pesanan, sang barista handal langsung meracik. Giliran kopi siap, pelayan mengantarkan ke meja dan pengunjung sibuk dengan kopi dan topik obrolannya.
Berbeda dengan For Daddy’s Coffee. Meskipun coffeshop ini baru hadir pada akhir Agustius lalu, For Daddy’s Coffee yang berada di Jl. Ambon No.12 ini percaya diri dengan barista yang menjadi tokoh utama dalam memberikan warna di coffeeshop milik Ade Sonang Septian Lubis ini.
“Saya tonjolkan ciri khas tempat ini pada baristanya. Di sini, barista harus dekat sama pelanggan. Mau itu ke yang ngerti kopi atau nggak, harus ada sharing session soal kopi dan edukasinya,” ujar Ade saat ditemui oleh kru Suaka, Sabtu (12/8).
Maka dari itu, pria kelahiran Palembang tahun 1991 ini menjelaskan, tiap kali ada yang pesan sang barista wajib memberikan informasi awal yakni soal bikin kopi apa yang tersedia. Setelah itu, menanyakan karakternya rasa yang ingin diciptakan karena tiap penikmat kopi pasti memiliki perbedaan selera rasa kopi yang diinginkan.
Ia menggambarkan, saat rasa tiap jenis biji kopi yang beragam diracik dengan teknik yang beragam, diracik dengan teknik berbeda akan menghadirkan corak lebih dari satu rasa. Ade menambahkan, dalam dunia kopi, dikenal dengan istilah after taste. Hanya barista terbaik yang ia yakini ada di coffee shop memilikinya bisa menghadirkan after coffee taste yang sesuai.
Adrian Kemal Pasha, salah satu barista di For Daddy’s Coffee pun mengungkapkan triknya untuk bisa membaur dengan pelanggan. “Yang penting kita ramah, jangan sekedar tanya pesan kopi apa tetapi juga harus dengan pertanyaan ingin rasa kopi yang seperti apa. Apalagi dengan penikmat kopi pemula kita harus pelan-pelan memberitahunya,” ujarnya.
Edukasi yang disampaikan seolah barista sedang bercerita secangkir kopi dari jenis biji, teknik pembuatan, dan rasa yang diciptakan jadi tujuan utama. Karena rasa kopi sangat hidup, penafsiran kopi akan tak sama bagi satu orang dengan yang lainnya.
“Kopi enak saya belum tentu enak untuk orang lain. Kita bicara after taste, rasio kepekatan medium atau light dan lainnya. Kopi itu punya rasa yang hidup, barista kami berusaha ingin menghidupkan rasa yang pelanggan minta,” tuturnya.
Selain itu, sesuai namanya, For Daddy’s coffe memiliki makna kopi yang didedikasi untuk seorang ayah. Pria lulusan hukum Unpad ini memang mengaku tujuan lain ia mendirikan coffee shop tidak lain untuk ayahnya. “Saya ingin mempersembahkan sesuatu untuk beliau. Bahwa saya bisa melakukan hal yang baik. Dengan memiliki ini; For Daddy’s Caffee,” pungkasnya.