Lintas Kampus

 ‘Tina Kosasih dan Joi Rumengan’, Cerita Pendek Dilanjut Dengan Pertunjukan

Seorang wanita dari keluarga Nusa Tenggara Timur (NTT) menari di iringi musik tradisional dalam pernikahan fiktif Tina dan Joi di Goethe-Institut Bsndung, Jalan R.E. Martadinata, Bandung, Sabtu (24/9/2022). (Foto: Mohamad Akmal Albari)

SUAKAONLINE.COM – Goethe-Institut Bandung sebagai institusi kebudayaan dari Republik Federal Jerman yang berdedikasi untuk pertukaran, kolaborasi serta pendidikan antara Kota Bandung dan Jerman, menjadi tuan rumah pertunjukan serta pameran multimedia “Tina Kosasih dan Joi Rumengan”, di Jalan L. L. R. E. Martadinata, Kota Bandung, pada Sabtu (24/9/2022). Proyek yang diprakarsai oleh Suina Latersia dan Tegar Pratama ini berkolaborasi dengan tujuh seniman lokal dan Goethe-Institut Bandung.

“Tina Kosasih dan Joi Rumengan” sendiri pada awalnya merupakan cerita pendek (cerpen) yang mengisahkan hubungan asmara antara Tina dan Joi, yang nyaris luar biasa harmonis meskipun muncul beberapa konflik yang harus mereka hadapi karena latar belakang keduanya yang berbeda. Dan kisah ini berakhir pada pertunangan pasangan tersebut. 

Adapun pertunjukan serta pameran multimedia ini merupakan kelanjutan yang Tegar dan Suina hadirkan dengan konsepan pernikahan. “Menurut aku sendiri yang menarik dari cerita ini tuh, pernikahannya ini enggak ada di cerpen, ini adalah kelanjutannya yang kita hadirkan di pertunjukan, terus jadi pameran. Inilah yang membedakan karya ini dengan yang lain,” ungkap Suina, Sabtu (24/9/2022).

Butuh waktu kurang lebih dua bulan bagi Suina dan Tegar untuk menyelesaikan cerita pendek yang tulisannya sendiri ditulis secara estafet antara keduanya. “Kita enggak tau kapan stop dan kapan menulis, setelah aku bilang aku selesai, terus diserahkan ke Suina, pun aku gak tau apakah Suina langsung menulis atau didiamkan terlebih dahulu, itu terserah. Baru ketika Suina bilang sudah, yaa aku nanti lanjut gitu, makannya 2 bulan prosesnya,” ujar Tegar.

Untuk pertunjukan serta pameran persiapannya membutuhkan waktu tiga sampai empat bulan, dan pematangan konsepan dari keduanya serta seniman-seniman lain sekitar satu bulan setengah. Pertunjukan pernikahan Tina dan Joi ini menghadirkan pembawa acara, barisan patah hati (mantan Tina), tarian dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur bahkan pengunjung yang hadir seolah-olah sebagai keluarga dan Kerabat Tina dan Joi, tak luput pula makanan dan minuman sebagaimana dalam pernikahan.

“Enggak ada alasan khusus kenapa Tina dan Joinya enggak ada orangnya, karena aku emang mikirnya gimana supaya pembaca bisa bikin sendiri deskripsi atau membayangkan masing2 tentang orang ini (Tina dan Joi). Buktinya mereka (seniman/pengunjung/pembaca) bikin karya Tina dan Joi beda-beda, itu karena mereka menginterpretasikan sendiri si Tina dan Joi ini tuh kayak gimana sih” jelas Suina.

Di akhir wawancara keduanya mengungkapkan kebahagiaannya atas acara pertunjukan dan pameran yang akan berlanjut hingga tanggal 1 Oktober 2022. Menurut keduanya  terlepas dari sempurna atau tidaknya pertunjukan dan pameran “Tina Kosasih dan Joi Rumengan”, hal ini merupakan satu lonjakan besar bagi keduanya. Meskipun keduanya berharap untuk karya selanjutnya akan lebih baik lagi.

Salah satu pengunjung acara ini, Dalila Arrumaisha mengapresiasi acara pertunjukan pernikahan Tina dan Joi, menurutnya konsepan dari acara ini yang seolah-olah mengajak pengunjung untuk menghadiri pernikahan sesungguhnya cukup menarik dan kreatif, hal ini juga merupakan pengalaman baru bagi Dalila. “Semoga kedepannya bisa menghasilkan konsep-konsep baru yang lebih bagus lagi,” tutupnya.

Reporter : Mohamad Akmal Albari dan Salsabyla Farihati/Suaka

Redaktur : Fitri Nur Hidayah/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas