S
SUAKAONLINE.COM- UIN SGD Bandung resmi menjadi anggota ASEAN University Network- Quality Assurance Network (AUN-QA) yang berlokasi di Chulalongkorn University, Phayathai Road, Bangkok, Thailand. “…..Has accepted UIN Sunan Gunung Djati Bandung as an AUN-QA Associate Member….., Effective date of AUN-QA Associate Membership: 2 Oktober 2019” Mengutip dari surat resmi yang ditujukan langsung kepada Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud.
Kepala Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Ija Suntana, mengatakan, proses panjang telah dilalui untuk menjadi bagian dari AUN-QA tersebut, yang menjadi syarat mutlak salah satunya ialah perguruan tinggi yang terakreditasi A oleh BAN-PT, dan mengajukan keanggotaan kepada AUN-QA dengan syarat dan ketentuan yang ada.
“UGM, UI juga sudah menjadi anggota dari AUN-QA ini. beberapa prodinya juga sudah terkareditasi oleh lembaga akreditasi bereputasi di ASEAN ini,” ujarnya, Senin (25/11/2019).
Lalu bagaimana dengan UIN SGD Bandung?
Ija Suntana, mengungkapkan bahwa UIN Bandung juga akan segera menyongsong akreditasi dari AUN-QA ini. Hal ini selaras dengan visi UIN SGD Bandung “Menjadi Universitas Islam Negeri yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di ASEAN tahun 2025.”
“Karena visinya pak rektor itukan daya saing tingkat ASEAN, nah daya saing tingkat ASEAN itu kan harus ada bukti rillnya. Kalau cuman diakui dengan orang datang kesini tapi gak ada bukti tertulisnya kan tidak bisa diterima nah langkah pertamanya diakui menjadi anggota AUN-QA,” tangkasnya.
Laki-laki yang sebelumnya menjabat sebagai kepala perpustakaan UIN SGD Bandung ini melanjutkan, langkah selanjutnya setelah diakui secara associate member AUN-QA ialah setelah itu ada beberapa proses untuk kita diakreditasi beberapa program studi. Prodi yang mengajukan akreditas AUN-QA ini tidak terbatas, prodi apa saja boleh asal siap dan melengkap seluruh kriterianya.
“Idealnya untuk akreditas A, hanya dicover dengan akreditasi institusi sudah cukup A nya jadi yang B juga bisa, namun idealnya juga prodi yang terakreditas A dari BAN-PT,” ujar Ija. Dia juga menegaskan bahwa akreditasi AUN-QA ini bersifat tidak wajib, hanya saja jika ingin diakui oleh lembaga akreditasi yang bereputasi silakan mengajukan.
Kepada Suaka, Ija Suntana mengatakan sudah memilah beberapa prodi yang memungkinkan untuk mengikuti akreditasi dari AUN-QA ini, salah satu faktor terpilihnya ialah akreditas A dari BAN-PT, nilai akreditasinya besar, dan masa berlaku akreditasi BAN-PT masih lama. Tapi Ija menargetkan untul AUN-QA akan terealisasi tahun 2021.
“Prodi-prodi tersebut ialah Hukum Tata Negara, Ilmu Hukum, Pendidikan Agama Islam, Ilmu Komunikasi, dan Sastra Inggris. Ya kita coba mereka untuk diproses,ya mudahan mereka siap, LPM kan fasilitatornya,” paparnya.
Ditanya tentang kriteria dan prosedur, Ija mengatakan banyak hal yang harus dipersiapkan. Namun sembilan kriteria yang menjadi syarat di BAN-PT tetap dipakai karena tidak jauh berbeda. Hanya saja dari segi fasilitas, UIN SGD Bandung harus menyediakan sarana dan prasarana bagi para difabel.
“Syarat secara akademik tidak jauh beda dengan syarat akreditasi dari BAN-PT kriteria 9 sekarang, dari sisi fasilitas itu harus ada kekhususan untuk memfasilitasi para difable. Nah kita belum memiliki itu, persyaratan yang agakk berat itu ya itu, karena itu harus merombak kontruksi bangunan,” katanya.
Syarat lainnya yang tidak lagi menjadi masalah ialah fasilias pembelajaran online, layanan digital perpustakaan. Kepala LPM tersebut juga optimis mengenai peluang UIN SGD Bandung untuk memperoleh akreditas AUN-QA mengingat banyak prodi yang sudah terakreditasi A oleh BAN-PT.
Sastra Inggris Persiapkan OBE
Suaka mencoba mewawancarai salah satu jurusan yang disebutkan oleh Kepala LPM, Ija Suntana. Dan berhasil mewawancarai Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI), Andang Saehu. Ia mengamini informasi yang diberikan oleh Kepala LPM, terkait ditunjuknya bahasa dan sastra inggris sebagai prodi yang mewakili Fakultas Adab dan Humaniora dalam akreditasi AUN-QA.
Menurut, Andang Saehu, memang betul bahwa salah satu cara atau mewujudkan visi UIN Itu adalah masuk ke wilayah ASEAN. Dan pembahasannya pun sudah masuk tingkat fakultas tapi masih sementara keputusannya, namun BSI masih tetap mengikuti hasil keputusan LPM.
“LPM menunjuk kita alasannya, sudah akreditasi A nilainya juga tinggi, bahasa juga sudah bahasa inggris jadi tidak akan kesulitan,” katanya, Selasa (26/11/2019).
Ia melanjutkan, dari jurusan BSI pada bulan Oktober itu pergi ke Sastra Inggris UGM untuk bench marking atau study banding dan diperoleh beberapa informasi terkait persiapan untuk AUN-QA. “Sastra Inggris UGM sudah terakreditasi AUN-QA sejak 5 tahun yang lalu. Kemudian ketika di UGM bertemu dengan ketua jurusan Sastra Inggris UI, beliau ini sudah mengajukan AUN-QA tahun ini. jadi diperolehlah beberapa informasi,”ungkap Andang.
Salah satu syaratnya yaitu apapun jurusannya kurikulum yang berlaku harus OBE (Outcome Best Education), pendidikan yang berbasis capaian pembelajaran. Andang Saehu mengatakan, akan mulai mempersiapkan OBE ini insyaallah awal Desember, akan mengadakan workshop kurikulum fokus pada OBE.
“Bedanya dengan KKNI, OBE ini sebenarnya diambil dari KKNI. KKNI itukan mencakup tiga ada pengabdian, pengajaran, penelitian. Sementara OBE fokus disatu bidang pendidikan saja tapi mendalam banyak hal yang harus dipersiapkan.” tegasnya.
Mengenai syarat dalam hal fasilitas khusus difabel, Andang mengatakan, itu memang harus difasilitasi ya mulai dari penerimaan hingga perkuliahan. Ia mengungkapkan, sampai saat ini belum menerima standar-standar untuk difabel itu seperti apa.
Reporter: Elsa Yulandri
Redaktur: Lia Kamilah