Lingkungan dan Kesehatan

WJC Unpad: Peran Penting Jurnalis dalam Peliputan Isu Lingkungan

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Yohan Hendratmoko memberikan materi terkait konservasi satwa liar di Jawa Barat pada pelatihan Wildlife Journalism Competition (WJC) di gedung Auditorium Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad), Jatinangor, Sumedang, Senin (29/4/2024). (Foto: Yazid Rizki Agung/Suaka).

SUAKAONLINE.COM – Wildlife Journalism Competition (WJC) menyelenggarakan seminar dan lokakarya bertajuk “Peningkatan Kesadaran dan Edukasi Konservasi Satwa Liar di Jawa Barat” di Auditorium Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad), Jatinangor, Sumedang, Senin (29/4/2024). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan peran penting Jurnalistik dalam pemberitaan mengenai konservasi lingkungan. Serta menyoroti masih banyaknya pihak yang abai terhadap pelestarian satwa liar.

Ketua pelaksana, Azi mengatakan tujuan dilaksanakannya WJC sebagai upaya mengenalkan konservasi satwa liar kepada khalayak. Menurutnya, dalam proses menyebarkan informasi mengenai konservasi tersebut diperlukan peran jurnalistik sebagai pihak yang memiliki kekuatan mempublikasikan berita. Namun nyatanya, isu lingkungan khususnya konservasi satwa liar tidak pernah menjadi topik pemberitaan yang diangkat oleh media arus utama.

“Isu lingkungan tuh seringkali tidak dianggap penting apalagi di media arus utama itu jarang banget mengangkat isu lingkungan. Nah, kita berpikir bagaimana mengangkat isu lingkungan ini ke depannya bisalah menjadi berita di media arus utama,” katanya, Senin (29/4/2024).

Di lain sisi, acara ini menghadirkan beberapa pihak yang berkonsentrasi dalam bidang konservasi lingkungan, seperti Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah II Jawa Barat, Food and Agriculture Organization of United Nations (FAO), dan Garda Animalia. Salah satu pemateri dari BBKSDA Wilayah II Jawa Barat, Yohan Hendratmoko menjelaskan bahwa media memiliki peran untuk mempublikasikan konservasi satwa liar.

“Jurnalistik harus memiliki peran untuk mempublikasi mengenai konservasi satwa liar, bagaimana menjaganya, agar anak cucu kita nanti mengetahui dan mengenalnya,” kata Yohan, Senin (29/4/2024).

Tidak hanya menghadirkan narasumber  yang fokus dalam konservasi lingkungan, tapi juga mendatangkan seorang jurnalis dari Garda Animalia, Nanda Bayu. Dalam pemateriannya, Nanda memberikan materi serta pengalaman peliputan investigasi dan teknik penulisan feature mengenai lingkungan dan satwa liar. Ia menjelaskan, bahwa media sangat berperan dalam pemberantasan perburuan satwa liar ataupun ekosistem alam lainnya seperti penambangan ilegal.

“Media bertugas untuk mencari data dan informasi sebelum dilakukannya proses hukum, banyak rangkaian yang dilakukan dan proses peliputan yang tidak mudah sampai akhirnya hasil investigasi ditayangkan dan dapat menjadi acuan untuk penegak hukum menjalankan tugasnya,” tutur Nanda.

Nanda juga memberikan motivasi kepada para jurnalis agar tetap menjalankan tugasnya dan memahami betapa pentingnya posisi jurnalis dalam mengadvokasi mengenai konservasi satwa liar. Ia juga menerangkan bahwa jurnalis sebagai gudang informasi publik berkewajiban untuk menyampaikan pengetahuan kepada khalayak, tidak terkecuali mengenai konservasi lingkungan. “Jurnalis adalah gudang informasi sebelum akhirnya disebar luaskan ke khalayak,” tutupnya.

Reporter: Rafi Taufiq/Suaka

Redaktur: Nia Nur Fadillah/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas