Puisi

Yang Tercercah, Ayatmu Meluka, Karena Rindu

Oleh Salamet Muntsani

YANG TERCERCAH

Setelah lama
Berjalan aku di gurun waktu
Bumi terasa gersang tanpa airmata langit
Pasir beterbangan
Bersama geliat kabut kehidupan

Di hati beribu tanya dari entah
Aku sujud pada lembar kosong absurditas
Jemari adalah ranting kering pohon mati
Tak mampu melukis warna dan nyala hati
Wajahku kerut kusut memancar pilu
Kaku bulan di depan malam
Mencemburui sunyi dan getir kata!

Aku terlempar dalam sampah busuk
Menunggu penyuling doa dan kutuk

Ini bukan cerita
Hanya ulasan ketakpastian belaka
Kaki tak mampu tendang batu jalan
-Aku tak tahu di balik itu-

AYATMU MELUKA

Jiwaku membawa nyeri
Tatap cinta habis maknanya

Aku lunglai
Memucat ketiadaanku!

KARENA RINDU

Di hamparan waktu kita bersedekap
Mengusung keranda dzikir dalam sajak
Airmata menjeritkan cinta
Keluh jiwa melepas gerah nafas

Kekasih,
Lewat waktu kujeput kosong untukMu
Lewat tarian sajak kubuka jendela hatiku
Kita terus menggemakan dzikir
hanya karena rindu saja!

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Ke Atas