SUAKAONLINE.COM – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memberlakukan 1000 tumbler kepada seluruh peserta, panitia, dewan hakim, dan Laision Official (LO) pada perhelatan dua tahunan Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVI 2019 yang berlangsung di Unsyiah, Banda Aceh yang berlangsung sejak 28 Juli hingga 3 Agustus 2019. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan Unsyiah sebagai Green Campus.
Ketua Panitia MTQMN, Alfiansyah Yuliannur mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan karena adanya Surat Intruksi dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) tentang Larangan Penggunaan Kemasan Air Minum Berbahan Plastik Sekali Pakai di Lingkungan Ristekdikti. Plastik sekali pakai tersebut seperti kemasan air minum dalam bentuk botol maupun gelas dan kantong plastik.
“Pokoknya kita ada surat perintah dari menteri, rektor juga berkomitmen untuk membuat Unsyiah menjadi green campus. Jadi mengurangi sampah plastik dan lainnya. Maka kita berinisiasi membagikan tumbler kepada seluruh peserta mtq kemudian menyediakan galon-galon air,” ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa, (30/7/2019). Galon-galon tersebut kemudian diletakkan dan disebar di setiap arena cabang lomba dan asrama penginapan peserta.
Alfiansyah membeberkan, terkait biaya, dengan membagikan tumbler kepada setiap peserta jika dibandingkan dengan membagikan air kemasan gelas plastik, menurutnya, memakan biaya yang relatif. “Saya pikir kalaupun agak sedikit mahal, demi lingkungan kita kan gak masalah. Tapi setelah perhitungan kita, keliatannya lebih murah, karena tumbler itu sekali beli,” ujarnya yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor bagian Kemahasiswaan dan Alumni.
Dia juga mengaku, pemberlakuan 1000 tumbler pada MTQMN ini juga sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan menjadi Green Campus. Setelah perhelatan MTQMN, ia mengatakan bahwa edukasi tentang sampah akan terus berlanjut. Sampah akan dipilah kemudian akan dibawah ke Bank Sampah untuk didata, ditimbang, dan kemudian dihargakan.
Seorang peserta cabang Syarhil Quran, Rahmawati Nurul Layli mengapresiasi pemberlakuan 1000 tumbler ini. “Adanya tumbler ini sangat baik. Karena yang pertama kita bisa mengurangi sampah plastik yang sudah banyak berserakan dimana-mana. Terutama kemarin kita bisa ambil contoh adanya paus terdampar di dalamnya itu ada plastik yang sangat banyak. Terus yang kedua kita bisa melatih mandiri untuk mengambil air dari kamar kita, ke tempat air.” ujarnya ketika ditemui di Arena cabang Musabaqah Syarhil Quran, Fakultas Kedokteran Hewan, Kamis, (1/8/2019).
Peserta lainnya, Ratna Tri Susantiyang berasal dari kafilah Universitas Islam Agung Semarang mengatakan bahwa Surat Keputusan dari Ristekdikti sangatlah tepat. “Karena sesuatu yang menjadi kebiasaan itu memang harus dimulai sejak dini. Semua hal baik itu memang harus dibiasakan, gak bisa langsung otomatis gitu kan. Jadi dimulai dengan tumbler ini sangat bagus sekali,” ungkapnya.
Ratna juga menampik bahwa dengan membawa tumbler merupakan suatu hal yang menyulitkan. “Kalau masalah ribet sih ribet. Biasanya kita langsung minum terus buang, itu kan masyarakat milenial banget kan. Tapi kalau ini sebenarnya gak ribet, dibilang ribet juga gak ribet. Kan, bukan untuk jangka sekali pakai. Jadi kita hemat diongkos. Sampah juga terkurangi. Jadi ribet gak ribet sebenarnya. Apalagi designnya (tumbler -Red) lucu.” tutupnya.
MTQMN XVI 2019 sendiri dibuka pada 28 Juli lalu oleh Sekretaris Menristekditi di Stadion Mini Unsyiah. Beragam cabang perlombaan dilombakan dalam perhelatan dua tahun sekali ini, di antaranya Hifdzil Quran, Deban Ilmiah Kandungan Al-Quran dalam beragam bahasa, Karya Tulis Ilmiah Kandungan Al-Quran, Qira’at Sab’ah serta cabang perloombaan lainnya.
Reporter : Awla Rajul
Redaktur : Dhea Amellia