SUAKAONLINE.COM – Sebanyak 25 rumah warga Anyer Dalam RT 5 dan RT 6, Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Bandung mengalami penggusuran paksa oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia (KAI) pada Kamis (18/11/2021). Penggusuran tersebut dilakukan terkait sengketa tanah yang akan dijadikan Laswi City Heritage (LCH).
Juru biacara warga Anyer Dalam, Gungun mengatakan warga yang terdampak penggusuran masih melakukan upaya proses hukum melalui gugatan ke Pengadilan Negeri Bandung pada 2 Desember mendatanag. “Luar biasa bahwa seakan-akan hukum berbicara lain, mereka searogansinya melakukan eksekusi tanpa dasar hukum yang jelas,” ucap Gungun pada Suaka, Kamis (19/11/2021).
Saat penggusuran di pihak RW, camat dan lurah tidak hadir saat penggusruan berlangsung.. Ia menambahkan sebelum terjadinya penggusuran pihaknya telah melakukan mediasi di kantor DPRD Kota Bandung yang dihadiri oleh Komisi A, namun pihak PT. KAI tidak hadir dalam mediasi tersebut.
“Tetapi pihak PT KAI tidak hadir, itu lucu. Mau ke mana musyawarah itu dihadirkan. Mereka seakan-akan tidak menghargai semuanya, gitu. Padahal kalo PT. KAI sebagai BUMN lebih tau, lebih patut taat kepada hukum,” tuturnya sembari menahan kekesalan.
Gungun mengungkapkan permintaan dari warga hanya satu, yakni memberikan dasar hukum, alas hak, serta sertfikat PT. KAI terkait tanah yang mereka klaim. “Jadi warga meminta PT. KAI tolong berikan dasar hukumnya itu di pengadilan tanggal 2 desember,” lanjutnya.
Warga asli yang terdampak penggusuran, Selvi mengatakan pembongkaran yang dilakukannya tidak manusiawi. Ketika ia sedang menggendong anaknya yang balita pada pukul tujuh pagi, tiba-tiba segerombol pekerja PT. KAI, aparat lengkap dengan alat berat bersiap membongkar paksa rumah mereka.
“Benar-benar jahat mereka, tidak ada informasinya dulu, bahwa hari ini ada pembongkara, pengosongan. Pagi-pagi jam tujuh mereka datang sudah dengan truk, bekonya, polisi, tentara, dan satpol pp,” ungkapnya sambil meneteskan air mata.
Ia mengatakan setelah pembongkaran berlangsung, tidak ada tempat bernaung bagi Selvi dan ketiga anaknya. “Yang kecil yang kelas empat sd, dia nanya ‘bu kita mau tinggal di mana?’. Kepikir gak? Kita mau tidur di mana malam ini? Udah itu mah ga bisa diungkapin lagi, sakit hati,” keluhnya.
Selvi berpesan kepada pemerintah untuk memperhatikan haknya serta warga lain yang terdampak penggusuran, terutama tempat bernaung mereka. Juga untuk PT. KAI dalam pekerjaan yang sedang diembannya supaya memperhatikan etika, tata kerama serta tutur bicara yang sopan kepada warga Anyer Dalam yang terdampak penggusuran.
Reporter : Yopi Muharam
Redaktur : Fuad Mutashim