
Seniman Pantomim, Wanggi Hood menyerukan orasi dalam aksi solidaritas Global March for Gaza di depan Monumen Solidaritas Asia Afrika Palestina Walk, Kota Bandung, Minggu (15/6/2025). Foto: Kamelia Syifa Aulya/Magang.
SUAKAONLINE.COM – Blokade Gaza yang terus berlangsung memicu solidaritas global, termasuk di Bandung. Ratusan peserta aksi Global March for Gaza turun ke jalan pada Minggu (15/6/2025). Aksi ini digelar sebagai bentuk dukungan terhadap aktivis kemanusiaan dari berbagai negara yang sedang melakukan perlawanan secara langsung di perbatasan Rafah guna menembus Blokade Gaza.
Aksi tersebut bertajuk Global March for Gaza yang merupakan Gerakan internasional dan diinisiasi oleh aktivis kemanusiaan dari lebih lima puluh negara yang bertujuan untuk menembus blokade israel atas jalur gaza, serta menyuarakan keadilan dan kebebasan bagi rakyat palestina. Aksi turut dihadiri sejumlah komunitas seperti Mujahidah Sahabat Palestina, Solidaritas Seni untuk Palestina, dan Students for Justice in Palestine (SJP) Bandung, dengan jumlah sekitar tiga ratus orang masa.
Koordinator lapangan, Yulia Bayangkari, menegaskan dalam orasinya terkait beberapa tuntutan pada aksi kali ini, diantaranya, agar israel membuka blokade rafah, membuka akses bantuan kemanusiaan yang aman, penarikan penuh seluruh pasukan israel, boikot produk yang terafiliasi israel, membangun kembali palestina di bawah naungan pengawasan internasional, serta akhiri impunitas dan genosida yang masih berlangsung di palestina.
Peserta aksi, Muhammad Aliasgharal Tahri, menilai aksi solidaritas palestina penting dilaksanakan sebagai ikhtiar dalam menyuarakan kemerdekaan bagi bangsa yang terjajah. Menurutnya, walaupun aksi solidaritas dilaksanakan dalam skala kecil, hal itu tetap sebuah perlawanan, perjuangan melawan ketidakadilan, perjuangan merenggut Kembali hak-hak warga palestina yang telah dirampas.
Selain itu, ia juga menyebut Global March for Gaza merupakan gerakan yang dapat membangunkan masyarakat yang masih apatis terhadap isu yang terjadi di palestina, genosida beserta tindakan-tindakan israel yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak seharusnya diabaikan. “Adanya hal-hal yang tidak berprikemanusiaan, kita harus bersuara paling keras karena disitu juga mereka manusia yang juga saudara kita dan sama-sama makhluk hidup yang bersosial,” tuturnya, Minggu (15/6/2025).
Dukungan solidaritas terhadap palestina tidak hanya berhenti di jalan, anggota SJP Bandung, Galvin, menuturkan bahwa perjuangan akan terus dilanjutkan hingga palestina mendapatkan kemerdekaannya. Sebagai aktivis mahasiswa ia menyebut akan melanjutkan perjuangannya di ranah edukasi terhadap mahasiswa mengenai konflik yang sebenarnya terjadi di palestina dan efektivitas boikot terhadap produk terafiliasi israel yang masih beredar dengan melakukan aksi kecil di kampus serta edukasi di platform digital.
Galvin menyebut media sosial memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran global terhadap isu-isu palestina, ia menekankan bahwa setiap postingan dan dukungan yang kita bagikan melalui platform digital memberi pengaruh terhadap Langkah perjuangan menyuarakan kemanusiaan untuk palestina. “itu juga penting karena zionis itu butuh buzzer buat propaganda media, nah makanya kita kan suka posting palestina itu ada manfaatnya, karena israel itu sangat takut akan hal itu, ungkapnya.
Seniman Pantomim, Wanggi Hoed turut menyampaikan harapannya pada aksi kali ini, ia berharap aksi ini dapat menjadi penggerak bagi seluruh masyarakat untuk terus menyuarakan keadilan bagi palestina. Ia juga berpesan bahwa unjuk rasa bukanlah hal yang negatif, melainkan salah satu wajah dari bangsa yang menjunjung demokrasi. “semua dilindungi Undang-Undangan (UU) dan kita memprioritaskan kondusif dan aman buat peserta dan juga buat para penyelenggara, jadi bahwasannya protes merupakan hal positif untuk terlibat sebagai bangsa yang demokratis dan memiliki nilai kemanusiaan,” tutupnya.
Reporter: Kamelia Syifa Aulya/Magang.
Redaktur: Guntur Saputra/Suaka