Hukum dan Kriminal

Aksi Kamisan Bandung Peringati September Hitam

Sejumlah masa aksi kamisan duduk melingkar mendengarkan aspirasi, memperingati September Hitam di Taman Telkom, Bandung. Kamis (2/9/2021). (Nur Ainun/Suaka)

SUAKAONLINE.COM Sejumlah masa dari Aksi Kamisan Bandung, menggelar aksi memperingati bulan kelam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), September hitam di Taman Telkom, Bandung. Kamis (2/9/2021). Aksi damai ini bertujuan untuk merawat ingatan publik mengenai korban-korban dari pelanggaran HAM yang saat ini belum menemukan titik terang.

Salah seorang pegiat aksi kamisan, Feru memaparkan bahwa negara tidak mampu menghadirkan keadilan bagi korban-korban atas pelanggaran HAM, juga negara masih abai dengan adanya berita para penyintas dan keluarga korban. Ia juga menjelaskan bahwa negara tidak memberikan kepastian hukum yang bisa mengurangi pelanggaran HAM dimasa yang akan datang.

Ketidak jelasan atas penanganan HAM, Feru menegaskan bahwa kita harus mendesak pemerintah agar segera menyelesaikannya. “Kita harus terus mendesak negara untuk menyelesaikan daftar hitam kasus pelanggaran HAM secara berkeadilan, dalam kerangka hak asasi manusi yang meliputi keseluruhan aspek kebenaran, keadilan, reperasi dan jaminan ketidak hilangan,” tegasnya. Kamis (2/9/2021).

Adapun kasus-kasus kelam September hitam, diantaranya pembunuhan terhadap Munir dan Salim Kancil, Peristiwa Tanjung Priok (1984), Tragedi Semanggi Dua (1999), Genosida (1965). Lalu, Reformasi di Korupsi (2020), penembakan Randi, Yusuf, dan pendeta Yeremia (2020).

Feru juga mengajak masyarakat untuk terus merefleksikan ingatan atas pelanggaran HAM yang terjadi. “Mari terus merawat ingatan dan kewarasan sebagai cara memperjuangkan kemanusiaan bagi sebanyak-banyaknya kita sebagai manusia.” Tutupnya.

Senada dengan Feru mengenai penuntasan pelanggran HAM di Indonesia, pegiat Aksi Kamisan Bandung lainya, Fayad melihat bahwa pemerintah masih belum memberikan perhatian lebih terhadap HAM. “Kami melihat acuh tak acuh sih untuk HAM. Karena janj-janji penuntasan HAM, biasanya dilontarkan ketika pemilu saja, kita melihatnya di situ karena imunitas yang dimiliki aparatur negara masih ada sampai hari ini.

Fayad berharap untuk yang hadir pada aksi ini untuk terus mengingat pelanggaran-pelanggran HAM yang terjadi di bulan September, juga bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang HAM dan berbagai pelanggarannya. Ia juga berharap pemerintah segera menuntaskan pelanggran HAM yang terjadi di masa lalu dan juga sekarang.

Aksi kamisan yang dimulai pukul 16:30 WIB disambut antusias oleh peserta yang hadir di lokasi. Aksi ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan dari sejumlah masa aksi, seperti orasi, pembacaan puisi, penampilan musik dan teaterikal. Dengan mematuhi protokol kesehatan, situasi aksi berlangsung secara kondusif sampai akhir.

Reporter : Hizqil Fadl Rohman/Suaka

Redaktur : Fauzan Nugraha/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas