SUAKAONLINE.COM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa INABA melakukan aksi demonstrasi di depan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) INABA Bandung, Senin (15/06/2020). Dalam aksi ini mahasiswa menuntut agar adanya keringanan dari pihak kampus kepada mahasiswa akibat adanya wabah COVID-19.
Koordinasi aksi aliansi mahasiswa INABA, Taufan Ali mengatakan aksi ini berawal dari keresahan mahasiswa yang merasa keberatan karena dituntut pihak kampus untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) secara penuh. Padahal menurutnya, fasilitas kampus seperti ruangan, wifi, ac, air dan listrik sama sekali tidak digunakan oleh mahasiswa.
Selama pandemi COVID-19 sistem perkuliahan mahasiswa INABA dialihkan secara daring. Akan tetapi Taufan mengatakan mahasiswa tidak diberi fasilitas penunjang berupa kuota untuk melaksanakan perkuliahan secara daring. Adapun kuota yang diberikan pihak kampus sebesar 30 GB tetap tidak bisa digunakan.
“Pihak kampus katanya bekerja sama dengan dua provider dan menjanjikan 30 GB untuk aplikasi CloudX, tapi tetap saja tidak bisa digunakan. Malah kuota regular mahasiswa yang tersedot bukan kuota dari provider itu. Dalam perkuliahan secara daring ini mahasiswa bisa mengeluarkan kuota hingga 1 GB per mata kuliah. Sedangkan ada 7 mata kuliah atau paling sedikit 5 mata kuliah yang harus dijalani. Bisa dibayangkan berapa kuota yang harus dikeluarkan mahasiswa per harinya,” ujarnya saat diwawancarai Suaka, Senin (15/6/2020).
Aksi ini merupakan aksi yang kedua kali setelah aksi pertama dilaksanakan pada Sabtu (13/06/2020). Menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) INABA, Muhammad Ari mahasiswa tetap meyuarakan tuntutan mereka yaitu terkait dengan pemotongan pembayaran biaya perkuliahan dan pemberian subsidi kuota untuk melaksanakan perkuliahan secara daring.
“Hari ini kami melakukan aksi kembali untuk meneruskan keadilan yang sedang kita perjuangkan. Tuntutan kami cuma dua, yaitu pemotongan biaya perkuliahan sebesar 50% karena dampak COVID-19 dan subsidi kuota bagi mahasiswa untuk menunjang perkuliahan secara daring,” ujarnya saat diwawanacara melalui WhatsApp.
Taufan menyampaikan, sebelumnya aliansi mahasiswa INABA telah memberikan surat terbuka kepada pihak kampus agar ada diskusi antara pihak kampus dengan mahasiswa. Namun, mereka tidak merespons surat tersebut. Pihak kampus justru melakukan pemanggilan kepada mahasiswa tanpa surat panggilan resmi.
Setelah beberapa jam melakukan aksi damai, pihak kampus secara terbuka mengundang lima belas orang perwakilan mahasiswa untuk melakukan audiensi dengan beberapa petinggi kampus dan berjanji akan mendengarkan aspirasi mereka. Namun setelah melakukan audiensi, secara terang-terangan pihak kampus menolak segala bentuk tuntutan dari mahasiswa.
“Pembahasan mereka berputar-putar. Mereka tidak bisa mengikuti apa yang sedang kami bahas. Dan mereka intinya menolak dengan keras dan tidak ingin ada negosiasi. Padahal sebelumnya kawan-kawan mahasiswa telah mengajukan negosiasi agar pihak kampus memberikan keringanan. Mereka mengatakan jika ingin ada keringanan silahkan ajukan surat keterangan tidak mampu, karena dampak COVID-19 hanya dirasakan segelintir orang saja.” Tutup Ari.
Reporter: Fuad Mutashim/Magang
Redaktur: Awla Rajul/Suaka