Lintas Kampus

Aliansi Mahasiswa Jawa Barat Menggugat, Gelar Aksi Bertajuk Seminar Jalanan

Seorang perwakilan Aliansi Mahasiswa  Jawa Barat berpuisi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa, (11/4/2022). (Foto : Ucha Mutiara Anggela/Magang)

SUAKAONLINE.COM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jawa Barat Menggugat melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung, pada senin (11/4/2022). Aksi ini menuntut penolakan perpanjangan presiden tiga periode, penolakan kenaikan PPN, penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM), dan kenaikan harga bahan pokok dan realokasi APBN untuk pembangunan IKN.

Aksi ini dimulai dengan orasi, pembacaan puisi, hingga pertunjukan teatrikal sebagai bentuk ekspresi kekecewaan dari mahasiswa. Tujuan dari aksi ini adalah agar pemerintah bisa mendengar aspirasi dan segera memenuhi tuntutan masyarakat. Meski disambut oleh barikade kawat duri di depan gedung, juga diikuti guyuran hujan yang cukup deras, peserta aksi tetap semangat dan tidak mundur untuk menyuarakan aspirasinya.

Salah satu kordinator aksi dari ARS University, Borel mengungkapkan bahwa pada saat ini kebijakan pemerintah sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat. Banyak poin tuntutan dari mahasiswa dari mulai pemilu hingga kenaikan harga-harga yang menimbulkan efek samping cukup besar bagi masyarakat.

“Aksi di depan Gedung Sate ini harapannya adalah agar pemerintah bisa mendengar aspirasi dan menyegerakan memenuhi tuntutan masyarakat, bukannya berpura-pura tuli dan tidak peduli akan kemaslahatan bersama. Saya harap demo ini bisa menjadi patokan pemerintah bahwasanya masyarakat itu tidak diam ketika dicekik,” tuturnya saat diwawancarai, Senin (11/4/2022).

Ia mengatakan bahwa pemerintah jangan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan mengorbankan masyarakat. “Karena yang kita butuh kebahagiaan dan kesejahteraan, pemerintah jangan hanya ingin meraup keuntungan pribadi pada politik, namun harus benar-benar menunaikan kewajibannya kepada masyarakat Indonesia,” lanjutnya.

Selanjutnya ia juga turut berkomentar terkait barikade yang dipasang di depan Gedung Sate saat aksi. “Tujuannya mungkin untuk menjaga gedung pemerintahan karena dikhawatirkan timbul kerusuhan. Namun menurutnya mahasiswa sebetulnya hanya ingin didengar saja dan tidak selalu serta tidak berharap ingin bentrok dengan aparat, walau jika sampai terjadi pun sebetulnya kerusuhan itu bukan kemauan kita,” ujarnya.

Salah satu massa aksi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Ikhsan Saeful mengungkapkan tiga tuntuan utama ke pemerintahan yaitu menolak tiga periode, menolak kenaikan harga BBM, dan terus untuk mengikuti konstitusi. Ia juga mengungkapkan kecewa pada barikade yang dipasang di depan Gedung Sate, menurutnya itu malah menunjukan sikap anti demokrasi dari pemerintah, saat mahasiswa ingin menyampaikan aspirasi malah dibarikade di luar pagarnya.

Meski begitu, ia tetap sangat berharap aksi turun ke jalan dan basah-basahan yang dilakukan di tengah hujan ini bisa didengar oleh pemerintah. “Saya harap apa yang disuarakan, apa yang diaspirasikan oleh mahasiswa atau masyarakat untuk sesegera mungkin oleh pemerintah dilaksanakan dan agar segera dirapatkan kembali dan diberikan solusi terbaiknya,” tutupnya.

Reporter: Fasa Muhamad Hapid/Magang & Ucha Mutiara Anggela/Magang

Redaktur : Yopi Muharam/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas