Fresh

Barongsai dan Liang Liong Kesenian Khas Tionghoa

Dok. tempo.co

Dok. tempo.co

SUAKAONLNE.COM , Bandung — Perayaan Tahun Baru Imlek ke 2566 dirayakan etnis Tionghoa di Vihara Dharma Ramsi Jalan Cibadak Kota Bandung, Kamis (19/02/2015). Pergantian dari tahun kuda ke tahun kambing ini menyuguhkan atraksi barongsai dan liang liong.

Barongsai (tarian singa) dan liang liong (tarian naga) merupakan kesenian khas masyarakat Tionghoa yang lahir ratusan tahun lalu. Kedua tarian ini sering dipertontonkan dalam pesta rakyat Tionghoa, terutama dalam upacara ritual seperti perayaan Tahun Baru Imlek.

Singa dalam barongsai diibaratkan oleh masyarakat Tionghoa sebagai raja daratan, yang menguasai seluruh daratan tersebut. Barongsai dimainkan oleh dua orang, gerakan dalam barongsai terjadi secara alami dari imajinasi pemainnya itu sendiri.

‘’Memainkan barongsai harus mempunyai IQ tinggi diatas rata-rata, harus mempunyai imajinasi yang sangat tinggi saat didalam tudung, agar bisa mengekspresikan singa tersebut kepada penonton,‘’ ujar Ketua bidang Kesenian Vihara Dharma Ramsi, Eric Mintardja. Selain imajinasi yang tinggi, diperlukan pula fisik yang kuat.

Berbeda dengan barongsai, liang liong memiliki panjang 9-10 meter yang dimainkan oleh sembilan orang. Tarian naga ini menggunakan tongkat yang terpasang dibawah perut naga. Dalam pertunjukan tarian naga harus ada kekompakan antar pemain, agar bisa memperlihatkan keindahan liukan dari naga tersebut.

‘’Kalau orang yang imajinasinya kurang tinggi, biasanya dimasukkan ke dalam kelompok liang liong, karena di tarian naga itu pemain harus disiplin dan kompak,’’ tambah Eric.

Uniknya, pemain barongsai dan liang liong di Vihara bukan berasal dari keturunan Tionghoa saja, melainkan masyarakat pribumi asli yang menganut berbagai macam agama.

Eric mengatakan setiap orang yang ingin belajar tentang kesenian ini diperbolehkan dan langsung belajar bersamanya. Ini adalah salah satu program yang diadakan ketua RT setempat dengan pihak Vihara, demi membina rohani dan jasmani para pemuda di daerah tersebut, dari pada mereka (pemuda- Red) melakukan hal-hal yang negatif.

‘’Saya ikut pelatihan barongsai ini dari kelas 3 SD, dari pada diam di rumah, apalagi ikut ini bisa makin sehat terus juga dapat uang kalo ada event,’’ tutur salah satu pemain barongsai Alfin.

Reporter  : Miftahul Rahmi/Magang

Redaktur : Anjar Martiana

 

6 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas