Infografik

Bukan Hanya DAMRI, Berikut 4 Macam Bus di Bandung Raya

Bus Kota Bandung

SUAKAONLINE.COM, Infografis – Bandung Raya merupakan salah satu wilayah terbesar dan terpadat di Indonesia dengan mobilitas masyarakat yang tinggi. Berada dalam wilayah Ibukota Jabar membuat kemacetan sering kali terjadi pada beberapa kawasan di Bandung Raya. Transportasi umum masih menjadi pilihan masyarakat Bandung untuk mengurangi kemacetan.

Moda transportasi publik di Bandung cenderung heterogen, mulai dari kereta dalam kota, angkutan kota (angkot), hingga bus kota. Bus dalam kota yang melintas di Bandung pun cukup beragam. Beberapa di antaranya Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI), Bus Rapid Aman dan Sehat (BURATAS), Trans Metro Bandung (TMB), dan yang paling baru Trans Metro Pasundan (TMP).

Sebagian besar masyarakat Bandung kerap kali menyebut semua jenis bus kota tersebut dengan sebutan “DAMRI”, padahal DAMRI hanya salah satunya. Terdapat sejumlah perbedaan antara DAMRI, BURATAS, TMB, dan TMP. Berikut pembahasan selengkapnya agar tidak salah dalam melakukan perjalanan menggunakan bus kota di Bandung Raya.

Secara fisik, perbedaan keempat bus tersebut dapat diidentifikasi melalui desain bagian luar bus. Bagian samping bus DAMRI diberi ornamen berupa ilustrasi gedung-gedung tinggi, BURATAS dihiasi gambar garis yang meliuk berwarna biru tua dan putih, bus TMB dihiasi gambar bukit dan bunga matahari, sedangkan bus TMP diberi corak batik serta ilustrasi Gedung Sate.

Terdapat perbedaan signifikan antara DAMRI dan ketiga bus lainnya. Kursi di bus DAMRI seluruhnya menghadap ke depan, sedangkan kursi BURATAS, TMB, dan TMP sebagian besar menghadap ke samping. Selain itu, kursi bus DAMRI pun memiliki lapisan yang lebih tebal dibanding tiga bus lainnya.

Bus DAMRI dan TMB dapat melakukan pemberhentian dan menaikturunkan penumpang di mana saja kecuali di dalam tol. Sedangkan BURATAS dan TMP hanya menaikturunkan penumpang di halte. Informasi terkait halte mana saja yang dilalui BURATAS dan TMP, dapat dilihat pada stiker yang ditempel di dalam bus.

Selain faktor-faktor di atas, penting juga untuk mengetahui seberapa sering bus tersebut melintas. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jumlah unit dan kepadatan lalu lintas. Semakin sering bus melintas, tentu membuat waktu di perjalanan menjadi lebih singkat. Karena apabila tertinggal bus, tidak perlu menunggu lama untuk menanti bus selanjutnya.

Peneliti: Mahayuna Gelsha S/Suaka

Sumber: Transport for Bandung – Forum Diskusi Transportasi Bandung (TfB-FDTB),

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas