Kampusiana

Comfest 2024, Guru Gembul: Pentingnya Menjalin Komunikasi Sedari Dini

Pemateri, Guru Gembul memberi materi tentang komunikasi dalam kegiatan Communication Festival (Comfest) 2024 di Gedung Abdjan Soelaeman, Kampus 1, UIN SGD Bandung, Sabtu (16/3/2024). (Foto: Sri Wahyuni/Magang)

SUAKAONLINE.COM – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN SGD Bandung menyelenggarakan Communication Festival (Comfest) 2024 dengan tajuk “Melody of Diversity, Harmony of Humanity” di Gedung Abdjan Soelaeman, Kampus 1, UIN SGD Bandung, Sabtu (16/3/2024). Seminar nasional ini mendatangkan pembicara yang merupakan seorang youtuber, Johan Riyadi yang kerap disapa Guru Gembul.

Diskusi ini membahas mengenai proses komunikasi yang saling berbagi informasi, ide, gagasan, dan perasaan antara individu atau kelompok. Tak hanya proses, komunikasi juga penting untuk manusia berinteraksi dan kolaborasi. Hal tersebut disampaikan oleh Guru Gembul dalam sesi pemateriannya. “Komunikasi itu dapat menciptakan sebuah peradaban,” ucapnya, Sabtu (16/3/2024).

Baginya, interaksi adalah suatu proses untuk menciptakan hubungan sosial yang dinamis serta menjadi basis untuk kolaborasi dalam menciptakan peradaban. Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang gagal dalam berkomunikasi, yaitu pengaruh lingkungan sekitar, teman, dan pola didik orangtua. Komunikasi yang baik harus dibiasakan sedari kecil melalui peranan orang tua dengan pola asuh yang baik pula.

Lebih lanjut, ia menyampaikan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dapat dimulai dari orang tua yang saling memahami perbedaan di antara pasangan. Dan hal itu bisa dilakukan dengan membiasakan diri membaca buku. Namun, ia menyayangkan hanya sedikit orang tua yang bersedia untuk membaca buku. “Hanya 1 dari 300 orangtua di Indonesia, yang baca buku sebelum menikah,” katanya.

Menanggapi penyebab kegagalan dalam berkomunikasai yang disampaikan Guru Gembul, salah satu peserta, Sylma Rachmasari menjelaskan bahwa perbedaan logika dan perasaan juga turut menjadi kegagalan berkomunikasi. Baginya, penting saat berkomunikasi untuk menggunakan perasaan tetapi dibarengi dengan logika.

“Yang aku rasa, penyebab kegagalan dalam komunikasi, yaitu perbedaan logika dan perasaan. Jadi sebenarnya, komunikasi yang pake perasaan pasti tidak luput dari logika. Karena Ketika aku udah menyampaikan informasi, mau enak atau enggak enak, dia harus tetap menerima. Tapi jika dia menerima dengan logika, pasti suatu persoalan yang disampaikan akan selesai,” jelasnya.

Di sisi lain, sekretaris kegiatan, Rizki Raya mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan serta ditujukan untuk menjalin tali silaturahmi antar mahasiswa KPI, dapat mendorong dialog dan diskusi antar para ahli dan sesama, serta dapat mengembangkan diri untuk sebuah kegiatan berskala besar. “Bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi antar mahasiswa KPI. Lalu yang kedua, mahasiswa dapat terdorong dan membukakan dialog dan diskusi antar para ahli,” tutupnya.

Reporter: Sri Wahyuni/Magang

Redaktur: Nia Nur Fadillah/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas